Perundingan Tegang, Menlu Zarif: Jangan Ancam Iran!
A
A
A
WINA - Perundingan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia di Wina berlangsung tegang. Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohamad Javad Zarif bersuara keras untuk minta semua negara tidak mengancam Iran.
Ketegangan itu terjadi Senin malam lalu, ketika Menlu Zarif berdebat dengan enam Menlu lainnya, termasuk Menlu Amerika Serikat, John Kerry. “Jangan pernah mengancam Iran!,” tegas Zarif seperti dilansir kantor berita IRNA.
Perundingan nuklir Teheran ini untuk mencapai kesepakatan final yang sekaligus mengakhiri kebuntuan krisis nuklir Iran selama 13 tahun terakhir.
Media Iran tersebut melaporkan, bahwa perdebatan mulai muncul ketika Iran menginginkan pencabutan embargo senjaata sebagai bagian dari kesepakatan nuklir. Tapi Menlu dari negara-negara lain menyatakan keprihatinannya tentang Iran yang dianggap menjadi penyebab destabilisasi di Timur Tengah.
Menlu Zarif mengancam untuk menyeret orang-orang ke pengadilan internsional karena mendukung kepemimpinan mantan pemimpin Irak Saddam Hussein untuk memusuhi Iran. Seorang diplomat Barat yang menolak diidentifikasi mengatakan diskusi mulai memanas.”Pertukaran (pendapat) yang sangat panas dari pandangan,” katanya.
Komentar Zarif yang minta semua negara tidak mengancam Iran itu juga ramai di Twitter, yang salah satunya di-tweetkan ke akun Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Frederica Mogherini, dengan tanda pagar #NeverThreatenAnIranian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencoba meredam ketegangan. Menurutnya, ketegangan itu hanya candaan, karena tidak ada yang harus mengancam dalam perundingan nuklir ini, termasuk Rusia.
Ketegangan itu terjadi Senin malam lalu, ketika Menlu Zarif berdebat dengan enam Menlu lainnya, termasuk Menlu Amerika Serikat, John Kerry. “Jangan pernah mengancam Iran!,” tegas Zarif seperti dilansir kantor berita IRNA.
Perundingan nuklir Teheran ini untuk mencapai kesepakatan final yang sekaligus mengakhiri kebuntuan krisis nuklir Iran selama 13 tahun terakhir.
Media Iran tersebut melaporkan, bahwa perdebatan mulai muncul ketika Iran menginginkan pencabutan embargo senjaata sebagai bagian dari kesepakatan nuklir. Tapi Menlu dari negara-negara lain menyatakan keprihatinannya tentang Iran yang dianggap menjadi penyebab destabilisasi di Timur Tengah.
Menlu Zarif mengancam untuk menyeret orang-orang ke pengadilan internsional karena mendukung kepemimpinan mantan pemimpin Irak Saddam Hussein untuk memusuhi Iran. Seorang diplomat Barat yang menolak diidentifikasi mengatakan diskusi mulai memanas.”Pertukaran (pendapat) yang sangat panas dari pandangan,” katanya.
Komentar Zarif yang minta semua negara tidak mengancam Iran itu juga ramai di Twitter, yang salah satunya di-tweetkan ke akun Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Frederica Mogherini, dengan tanda pagar #NeverThreatenAnIranian.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencoba meredam ketegangan. Menurutnya, ketegangan itu hanya candaan, karena tidak ada yang harus mengancam dalam perundingan nuklir ini, termasuk Rusia.
(mas)