China Kerahkan Dua Kendaraan Artileri di Laut China Selatan
A
A
A
SINGAPURA - China sudah mengerahkan dua kendaraan artileri ke sebuah pulau buatan di Laut China Selatan. Demikian laporan New York Times yang bersumber dari para pejabat Amerika Serikat (AS).
Laporan ini muncul setelah Menteri Pertahanan AS, Ashton B. Carter, mendesak Beijing untuk menghentikan reklamasi di Laut China Selatan. Menurut Kepala Pentagon itu, klaim China seluas 90 persen atas Laut China Selatan tidak diakui hukum internasional.
Carter menegaskan, AS akan terus patroli dengan kapal perang dan pesawat militer di Laut China Selatan, karena wilayah itu merupakan wilayah internasional. Penegasan Carter itu disampaikan dalam pidato pada hari Sabtu (30/5/2015) pagi di Hotel Shangri-La Dialogue, Singapura, di sebuah konferensi keamanan tahunan.
”AS sangat prihatin tentang kecepatan dan lingkup reklamasi daratan di Laut China Selatan, prospek militerisasi lebih lanjut, serta potensi untuk kegiatan ini telah meningkatkan risiko atau konflik antara negara-negara penuntut (pengklaim Laut China Selatan),” ujar Carter.
Kata Carter, China bukan satu-satunya negara yang mengklaim Laut China Selatan dan mengembangkan pos-pos di kawasan sengeketa itu selama bertahun-tahun. Setidaknya, Vietnam dan Filipina juga sudah melakukannya. ”Namun, satu negara telah lebih jauh dan lebih cepat dari yang lain,” ujar Carter. "Dan itu China,” katanya lagi.
Dua kendaraan artileri yang dikerahkan China di kawasan sengketa tertangkap citra satelit dan pesawat mata-mata AS yang patroli beberapa waktu lalu. Menurut pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim, dua kendaraan artileri itu telah disembunyikan dengan baik oleh China.
Pihak Beijing belum berkomentar soal tuduhan terbaru dari AS ini. Namun, China yang mengklaim hampir 90 persen atas Laut China Selatan merasa berhak penuh atas wilayah yang mereka anggap sebagai kedaulatannya itu.
Laporan ini muncul setelah Menteri Pertahanan AS, Ashton B. Carter, mendesak Beijing untuk menghentikan reklamasi di Laut China Selatan. Menurut Kepala Pentagon itu, klaim China seluas 90 persen atas Laut China Selatan tidak diakui hukum internasional.
Carter menegaskan, AS akan terus patroli dengan kapal perang dan pesawat militer di Laut China Selatan, karena wilayah itu merupakan wilayah internasional. Penegasan Carter itu disampaikan dalam pidato pada hari Sabtu (30/5/2015) pagi di Hotel Shangri-La Dialogue, Singapura, di sebuah konferensi keamanan tahunan.
”AS sangat prihatin tentang kecepatan dan lingkup reklamasi daratan di Laut China Selatan, prospek militerisasi lebih lanjut, serta potensi untuk kegiatan ini telah meningkatkan risiko atau konflik antara negara-negara penuntut (pengklaim Laut China Selatan),” ujar Carter.
Kata Carter, China bukan satu-satunya negara yang mengklaim Laut China Selatan dan mengembangkan pos-pos di kawasan sengeketa itu selama bertahun-tahun. Setidaknya, Vietnam dan Filipina juga sudah melakukannya. ”Namun, satu negara telah lebih jauh dan lebih cepat dari yang lain,” ujar Carter. "Dan itu China,” katanya lagi.
Dua kendaraan artileri yang dikerahkan China di kawasan sengketa tertangkap citra satelit dan pesawat mata-mata AS yang patroli beberapa waktu lalu. Menurut pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim, dua kendaraan artileri itu telah disembunyikan dengan baik oleh China.
Pihak Beijing belum berkomentar soal tuduhan terbaru dari AS ini. Namun, China yang mengklaim hampir 90 persen atas Laut China Selatan merasa berhak penuh atas wilayah yang mereka anggap sebagai kedaulatannya itu.
(mas)