Putar Haluan, Rusia Tak Lagi Dukung Assad
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan, Rusia mendukung otoritas yang sah di Suriah, bukan Presiden Suriah Bashar al-Assad secara pribadi.
"Kami bukan mendukung Assad (pribadi). Jangan lupa, dia belum menjadi teman terbaik kami, tapi ia telah menjadi teman dari teman Barat kami. Kami telah mendukung menjaga pemerintah yang sah, kekuasaan, karena kami telah mengerti bahwa jika presiden jatuh, pemerintahan akan mengikutinya, otoritas eksekutif serta tentara akan hancur," tutur Zakharova seperti dilansir dari Sputniknews, Minggu (27/3/2016).
Dia menambahkan, Angkatan Udara Rusia telah dikerahkan ke Suriah untuk mencegah runtuhnya negara dan untuk memerangi terorisme di Timur Tengah, tidak mendukung Assad dalam perang saudara.
Suriah telah dalam keadaan perang saudara sejak 2011. Pemerintah Suriah terlibat pertempuran dengan sejumlah faksi oposisi dan kelompok militan bersenjata lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga harus memerangi ISIS yang mencoba mengambil keuntungan di tengah peperangan.
Pada 30 September 2015, Rusia memutuskan untuk menggelar operasi udara di Suriah setelah mendapatkan surat permohonan bantuan dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Pada tanggal 14 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk memulai penarikan kelompok udara Rusia dari Suriah, mengatakan tugas yang ditugaskan telah selesai.
"Kami bukan mendukung Assad (pribadi). Jangan lupa, dia belum menjadi teman terbaik kami, tapi ia telah menjadi teman dari teman Barat kami. Kami telah mendukung menjaga pemerintah yang sah, kekuasaan, karena kami telah mengerti bahwa jika presiden jatuh, pemerintahan akan mengikutinya, otoritas eksekutif serta tentara akan hancur," tutur Zakharova seperti dilansir dari Sputniknews, Minggu (27/3/2016).
Dia menambahkan, Angkatan Udara Rusia telah dikerahkan ke Suriah untuk mencegah runtuhnya negara dan untuk memerangi terorisme di Timur Tengah, tidak mendukung Assad dalam perang saudara.
Suriah telah dalam keadaan perang saudara sejak 2011. Pemerintah Suriah terlibat pertempuran dengan sejumlah faksi oposisi dan kelompok militan bersenjata lainnya. Tidak hanya itu, mereka juga harus memerangi ISIS yang mencoba mengambil keuntungan di tengah peperangan.
Pada 30 September 2015, Rusia memutuskan untuk menggelar operasi udara di Suriah setelah mendapatkan surat permohonan bantuan dari Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Pada tanggal 14 Maret, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk memulai penarikan kelompok udara Rusia dari Suriah, mengatakan tugas yang ditugaskan telah selesai.
(ian)