Janda Pentolan ISIS Didakwa Ikut Bunuh Wanita AS Kayla Mueller

Selasa, 09 Februari 2016 - 14:10 WIB
Janda Pentolan ISIS Didakwa Ikut Bunuh Wanita AS Kayla Mueller
Janda Pentolan ISIS Didakwa Ikut Bunuh Wanita AS Kayla Mueller
A A A
VIRGINIA - Seorang janda dari salah satu pemimpin senior ISIS didakwa ikut berkonspirasi dalam membunuh seorang wanita pekerja bantuan sosial asal Amerika Serikat (AS), Kayla Mueller.

Kayla Mueller diculik kelompok ISIS, diperkosa berulang kali dan kemudian dibunuh. Janda pemimpin ISIS yang didakwa oleh pengadilan Virginia adalah Nisreen Assad Ibrahim Bahar alias Umm Sayyaf.

Umm Sayyaf, 25, merupakan istri dari seorang pemimpin ISIS bernama Abu Sayyaf yang tewas oleh serangan AS di Raqqaa, Suriah, pada Mei 2015.

Umm Sayyaf yang merupakan warga Irak itu ditangkap saat operasi militer AS terhadap suaminya. Dia mengaku kepada agen FBI bahwa dia telah membantu memegang Kayla Mueller dalam pembunuhan.

Kayla Mueller sebelum dibunuh telah diperkosa pemimpin utama kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakr Al-Baghdadi, di kediaman Abu Sayyaf. Kayla Mueller dianggap sebagai budak Baghdadi.

Kayla Mueller, 26, berasal Prescott, Arizona. Pada bulan Desember 2012 dia pergi ke Turki untuk bekerja di sebuah organisasi bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Suriah di sepanjang perbatasan Suriah-Turki.


Departemen Kehakiman AS mengatakan bahwa Kayla Mueller dan seorang warga lain diculik di bawah todongan senjata oleh tentara ISIS di Suriah utara pada Agustus 2013. Dia disandera oleh kelompok teror itu selama 1,5 tahun sebelum meninggal pada 7 Februari 2015.


Kelompok ISIS mengklaim Kayla Mueller tewas dalam serangan udara yang dilakukan militer Yordania. Tapi, para pejabat AS membantahnya.
Mueller mengalami pelecehan seksual oleh Baghdadi, yang memaksanya untuk berhubungan seks dengannya,” bunyi dokumen dakwaan pengadilan Virginia.

Gadis-gadis lain dijual atau diperdagangkan untuk pria ISIS. Umm Sayyaf tahu bagaimana Mueller dirawat oleh Baghdadi, dan dia diduga telah mengancam para wanita dengan mengatakan kepada mereka bahwa dia akan membunuh mereka jika mereka tidak mendengarkannya,” lanjut dokumen itu.

”(Umm) Sayyaf saat ini dalam tahanan Irak untuk penyelidikan atas kegiatan yang berhubungan dengan terorisme. Kami sepenuhnya mendukung penuntutan terhadap Umm Sayyaf,” ujar Asisten Jaksa Agung John Carlin dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Selasa (9/2/2016).

Jika terbukti bersalah, janda pentolan ISIS itu terancam hukuman penjara seumur hidup.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3454 seconds (0.1#10.140)