Perang Lawan ISIS Bikin Perusahaan Senjata AS Kaya Raya

Senin, 03 Agustus 2015 - 16:47 WIB
Perang Lawan ISIS Bikin...
Perang Lawan ISIS Bikin Perusahaan Senjata AS Kaya Raya
A A A
NEW YORK - Sejumlah perusahaan senjata di Amerika Serikat (AS) untung besar dan jadi kaya raya sejak Pemerintah AS meluncurkan perang terhadap ISIS di Timur Tengah. Beberapa perusahaan senjata itu menerima kontrak besar untuk penjualan senjata.

Pemerintah AS telah meluncurkan perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Irak dan Suriah selama setahun terakhir. Namun, sejauh ini kelompok radikal itu belum bisa dikalahkan sepenuhnya.

Lockheed Martin, salah satu kontraktor pertahanan di AS tercatat telah menerima pesanan untuk memasok ribuan lebih rudal Hellfire. Perusahaan senjata lainnya, AM General, juga sibuk memasok Irak dengan 160 kendaraan tempur Humvee buatan AS. Sedangkan perusahaan General Dynamics telah meraup jutaan dolar AS dari hasil penjualan amunisi tank.

Sementara itu, SOS International (Sosi), sebuah bisnis keluarga dengan kantor pusat yang berlokasi di New York, adalah salah satu “pemain” terbesar di tanah Irak dalam bisnis penjualan senjata. Perusahaan itu, seperti dikutip The Daily Beast, Senin (3/8/2015) paling banyak mempekerjakan warga AS di Irak setelah kantor Kedutaan Besar AS di Irak.

Dalam struktur perusahaan itu tertulis mantan Wakil Menteri Pertahanan AS, Paul Wolfowitz sebagai penasihat perusahaan. Dialah yang selama ini menjadi salah satu arsitek dari invasi Irak. Selain Wolfowitz, ada juga Paul Butler, mantan asisten khusus Kepala Pentagon saat itu, Donald Rumsfeld.

Perusahaan yang bekerja di bawah mandat"Sosi” tertulis di situsnya bahwa kontrak penjualan senjata di Irak pada tahun 2015 memiliki nilai lebih dari US$ 400 juta (dolar AS).

Setahun setelah serangan udara AS terhadap basis-basis ISIS di Irak, ada 3.500 tentara AS yang ditempatkan di negara yang pernah dipimpin Saddam Hussein tersebut. Data lain yang bersumber dari militer AS menyebut ada 6.300 kontraktor yang bekerja di Irak saat ini, yang mendukung operasi AS.

Secara terpisah, Departemen Luar Negeri AS juga mempekerjakan banyak tenaga jasa dan kontraktor keamanan untuk bekerja di fasilitas mereka di Irak.

Frank Helmick, pensiunan letnan jenderal yang pernah bertugas di Irak tahun 2003 dan 2011 kini juga menjadi wakil presiden untuk Misi Solusi di Sosi. ”Posisi ini sangat penting. Mereka tidak hanya penerjemah,” ujarnya mengacu pada peran kontraktor pertahanan AS yang bekerja di Irak. ”Mereka menyarankan pada tingkat mana keputusan dibuat.”
(mas)
Berita Terkait
Senator Republik: Amerika...
Senator Republik: Amerika Serikat Akan Kembali ke Afghanistan
Mengapa ISIS Tak Pernah...
Mengapa ISIS Tak Pernah Menyerang Israel dan Amerika Serikat?
Bunuh Sandera AS, Dua...
Bunuh Sandera AS, Dua Algojo ISIS Mengaku Tidak Bersalah
Mengapa AS dan Aliansinya...
Mengapa AS dan Aliansinya Gagal Membendung Kebangkitan ISIS di Timur Tengah?
Inggris Kirim Bukti...
Inggris Kirim Bukti Terkait Algojo ISIS 'The Beatles' ke AS
Anggota Grup Jagal ISIS...
Anggota Grup Jagal ISIS Berjuluk The Beatles Akan Diekstradisi ke AS
Berita Terkini
Zelensky Tuding 155...
Zelensky Tuding 155 Tentara China Ikut Berperang di Ukraina, Rusia: Beijing Tetap Seimbang
1 jam yang lalu
Siapa Aleksey Zubritsky?...
Siapa Aleksey Zubritsky? Kosmonot Rusia yang Jadi Buronan Ukraina karena Menolak Wajib Militer dan Dituduh Berkhianat
3 jam yang lalu
Arab Saudi Bertambah...
Arab Saudi Bertambah Kaya Raya, Ternyata Ini 3 Penyebabnya
4 jam yang lalu
5 Fakta Israel Kembali...
5 Fakta Israel Kembali Bombardir Gaza di Masa Gencatan Senjata, Inilah Alasan serta Kemungkinan yang Bakal Terjadi
6 jam yang lalu
Hamas Sudah Muak dengan...
Hamas Sudah Muak dengan Kecaman dan Kutukan yang Malu-malu dari Negara Muslim dan Arab terhadap Genosida di Gaza
7 jam yang lalu
1.000 Prajurit Israel...
1.000 Prajurit Israel yang Meminta Perang Gaza Diakhiri, PM Netanyahu Sebut Mereka sebagai Ekstrimis Zionis
9 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved