Profil Isaac Achi, Pendeta Nigeria yang Dibakar Hidup-hidup oleh Kelompok Bersenjata
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seorang pendeta katolik Nigeria bernama Isaac Achi dibakar hidup-hidup di rumahnya beberapa waktu yang lalu. Peristiwa nahas ini sempat menghebohkan publik dan mendapat tanggapan beragam.
Mengutip laman Fox News, Rabu (18/1/2023), pendeta yang meninggal tersebut adalah Isaac Achi. Seorang juru bicara polisi bernama Wasiu Abiodun menyebut bahwa dia dibakar hidup-hidup di daerah Paikoro oleh orang-orang bersenjata yang mencoba masuk ke rumahnya.
Karena orang-orang bersenjata tadi tak bisa masuk, mereka memilih untuk membakar Achi bersama rumahnya. Dalam kejadian tersebut, seorang pendeta lain yang diidentifikasi sebagai Pastor Collins sempat melarikan diri. Namun, dia terkena luka tembak saat mencoba kabur.
Pastor Isaac Achi sendiri sejatinya belum lama ditugaskan dan bertanggung jawab atas Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus di Keuskupan Minna, Nigeria.
Mengutip laman American Magazine, serangan kelompok bersenjata itu disebut bukanlah yang pertama kali bagi Pastor Achi. Di tahun 2011, kelompok militan Boko Haram menyerang saat kegiatan kebaktian Natal di gereja.
Saat itu, Isaac Achi berhasil selamat. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian orang lain yang harus tewas.
Selain pastor Achi, ternyata serangan kelompok bersenjata di Nigeria cukup marak dan menargetkan tokoh-tokoh agama. Sebelumnya, pada Juli 2022 pendeta John Mark Chietnum juga meninggal setelah diculik di negara bagian Kaduna.
Dalam hal ini, pihak berwenang Nigeria mengklaim bahwa pemerintah juga tengah berjuang untuk membendung peningkatan kekerasan dari kelompok bersenjata di beberapa wilayahnya.
Selain tokoh agama, biasanya mereka juga menargetkan warga pedesaan untuk diculik dan nantinya meminta tebusan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pasukan keamanan yang kerap kalah jumlah dan persenjataan.
Negara lain di Afrika, yakni Republik Demokratik Kongo juga mengalami hal serupa dengan Nigeria. Pada 15 Januari 2023 lalu, terjadi ledakan bom yang menewaskan sejumlah orang saat kegiatan kebaktian di sebuah gereja yang berada di kota Kasindi, dekat perbatasan dengan Uganda.
Dalam peristiwa tersebut, pihak keamanan mengaitkannya dengan kelompok ekstremis dari Uganda yang bernama Allied Democratic Forces.
Mengutip laman Fox News, Rabu (18/1/2023), pendeta yang meninggal tersebut adalah Isaac Achi. Seorang juru bicara polisi bernama Wasiu Abiodun menyebut bahwa dia dibakar hidup-hidup di daerah Paikoro oleh orang-orang bersenjata yang mencoba masuk ke rumahnya.
Karena orang-orang bersenjata tadi tak bisa masuk, mereka memilih untuk membakar Achi bersama rumahnya. Dalam kejadian tersebut, seorang pendeta lain yang diidentifikasi sebagai Pastor Collins sempat melarikan diri. Namun, dia terkena luka tembak saat mencoba kabur.
Pastor Isaac Achi sendiri sejatinya belum lama ditugaskan dan bertanggung jawab atas Gereja Katolik Santo Petrus dan Paulus di Keuskupan Minna, Nigeria.
Mengutip laman American Magazine, serangan kelompok bersenjata itu disebut bukanlah yang pertama kali bagi Pastor Achi. Di tahun 2011, kelompok militan Boko Haram menyerang saat kegiatan kebaktian Natal di gereja.
Saat itu, Isaac Achi berhasil selamat. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi sebagian orang lain yang harus tewas.
Selain pastor Achi, ternyata serangan kelompok bersenjata di Nigeria cukup marak dan menargetkan tokoh-tokoh agama. Sebelumnya, pada Juli 2022 pendeta John Mark Chietnum juga meninggal setelah diculik di negara bagian Kaduna.
Dalam hal ini, pihak berwenang Nigeria mengklaim bahwa pemerintah juga tengah berjuang untuk membendung peningkatan kekerasan dari kelompok bersenjata di beberapa wilayahnya.
Selain tokoh agama, biasanya mereka juga menargetkan warga pedesaan untuk diculik dan nantinya meminta tebusan. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pasukan keamanan yang kerap kalah jumlah dan persenjataan.
Negara lain di Afrika, yakni Republik Demokratik Kongo juga mengalami hal serupa dengan Nigeria. Pada 15 Januari 2023 lalu, terjadi ledakan bom yang menewaskan sejumlah orang saat kegiatan kebaktian di sebuah gereja yang berada di kota Kasindi, dekat perbatasan dengan Uganda.
Dalam peristiwa tersebut, pihak keamanan mengaitkannya dengan kelompok ekstremis dari Uganda yang bernama Allied Democratic Forces.
(esn)