China Tuding AS Bandit Pencuri Minyak Suriah, Jumlahnya Fantastis!

Rabu, 18 Januari 2023 - 12:16 WIB
loading...
China Tuding AS Bandit...
Media Suriah melaporkan 35 truk tangki AS membawa minyak curian dari Suriah ke Irak. Foto/MEHR
A A A
BEIJING - China mengecam Amerika Serikat (AS) karena aktivitas "bandit" di Suriah. Beijing mengklaim pendudukan militer Washington selama bertahun-tahun dan "penjarahan" sumber daya Suriah telah menempatkan negara itu di ambang "bencana kemanusiaan".

Berbicara kepada wartawan selama jumpa pers pada Selasa (17/1/2023), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin diminta mengomentari laporan baru-baru ini di media Suriah bahwa pasukan AS telah mengangkut sejumlah besar "minyak yang dijarah" dari Suriah ke Irak awal bulan ini.

“Kami dikejutkan oleh keterusterangan dan kehebatan penjarahan AS atas Suriah… Bandit semacam itu memperparah krisis energi dan bencana kemanusiaan di Suriah,” ujar dia, dilansir RT.com.

Wang Wenbin mengutip statistik pemerintah Suriah yang menyatakan “lebih dari 80% produksi minyak harian Suriah diselundupkan ke luar negeri oleh pasukan pendudukan AS” pada paruh pertama tahun 2022.



Menurut dia, tingkat keserakahan AS dalam mencuri sumber daya dari Suriah sama mencoloknya dengan “kemurahan hatinya” dalam memberikan bantuan militer yang seringkali berjumlah miliaran atau bahkan puluhan miliar dolar.

“Apakah AS memberi atau menerima, itu menjerumuskan negara lain ke dalam kekacauan dan bencana, dan AS mendapat keuntungan dari hegemoni dan kepentingan lainnya,” papar dia.

Dia menambahkan, “Ini adalah hasil dari apa yang disebut AS sebagai ‘tatanan berbasis aturan’.”



Pada 14 Januari, Kantor Berita Arab Suriah (SANA) yang dikelola pemerintah Damaskus melaporkan “konvoi yang terdiri dari 53 tank yang memuat minyak Suriah yang dicuri” dibawa dari provinsi Hasakah negara itu ke “pangkalan AS di wilayah Irak”.

SANA mencatat operasi tersebut dilakukan bersama militan Kurdi lokal yang telah lama mendapat dukungan Amerika.

Kantor berita itu juga menyatakan 60 truk tambahan menyelundupkan minyak dan gandum curian ke Irak awal bulan ini.

“Hak rakyat Suriah untuk hidup diinjak-injak dengan kejam oleh AS. Dengan sedikit minyak dan makanan yang tersisa, orang-orang Suriah berjuang lebih keras untuk melewati musim dingin yang pahit,” ungkap Wang.

Dia menuntut bahwa, “AS harus bertanggung jawab atas pencurian minyaknya.”

Pasukan AS pertama kali dikirim ke Suriah pada tahun 2014, dimulai dengan kontingen operator khusus diikuti pasukan darat yang lebih konvensional pada tahun berikutnya, yang sebagian besar tergabung dengan pejuang Kurdi di timur laut negara yang kaya minyak itu.

Meskipun Presiden AS Barack Obama saat itu menyatakan pengerahan itu hanya difokuskan untuk memerangi teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS), Washington telah lama campur tangan dalam perang Suriah melawan kelompok-kelompok jihadis.

AS mengirim dan mengawasi pengiriman senjata yang tak terhitung jumlahnya kepada pemberontak yang berusaha menggulingkan pemerintah di Damaskus sejak awal tahun 2013.

Meskipun keterlibatan Amerika dalam konflik tersebut melambat di era pemerintahan berikutnya, pada tahun 2019 Presiden Donald Trump mengatakan beberapa pasukan AS akan tetap berada di Suriah “untuk minyak”.

Trump secara terbuka menyebut Washington hanya akan “menjaga” sumber daya energi.

Pelaporan selanjutnya pada tahun 2020 kemudian mengungkapkan pemerintahan Trump telah menyetujui kesepakatan antara perusahaan energi AS dan otoritas Kurdi yang mengendalikan timur laut Suriah untuk “mengembangkan dan mengekspor minyak mentah kawasan itu”, kontrak yang segera dikutuk sebagai “ilegal” oleh Damaskus.

Namun, meski kesepakatan khusus itu kemudian gagal setelah Presiden Joe Biden menjabat, otoritas Suriah terus menuduh Washington menjarah sumber dayanya dan sekitar 900 tentara AS tetap berada di negara itu secara ilegal.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ciptakan 22 Karyawan...
Ciptakan 22 Karyawan Palsu, Manajer HRD Ini Korupsi Rp36,2 Miliar
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
38 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
6 Alasan Ribuan Narapidana...
6 Alasan Ribuan Narapidana Masuk Islam di Penjara AS Setiap Tahun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved