PM Kishida: Hadapi China, Jepang-AS-Eropa Harus Kompak
loading...
A
A
A
Jepang bulan lalu mengumumkan pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia II, secara dramatis meninggalkan tujuh dekade pasifisme, dipicu oleh kekhawatiran tentang tindakan China di wilayah tersebut. Peningkatan tersebut akan membuat Jepang meningkatkan anggaran pertahanannya untuk tahun 2023 ke rekor USD55 miliar, atau peningkatan pengeluaran sebesar 20 persen, yang muncul dalam menghadapi masalah keamanan regional, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh China dan Korea Utara.
Sebagai bagian dari kebijakan pertahanan baru itu, Jepang akan berbelanja dan membeli ratusan rudal jelajah Tomahawk, yang saat ini hanya ada di gudang senjata AS dan Inggris. Jepang juga untuk pertama kalinya akan mengembangkan kemampuan "serangan balik", yang berarti mampu menyerang lokasi peluncuran rudal yang mengancamnya.
Dalam pembicaraan minggu ini antara menteri luar negeri dan pertahanan Jepang dan rekan-rekan AS mereka, kedua negara juga sepakat bahwa serangan di luar angkasa dapat memicu perjanjian pertahanan bersama mereka di tengah kerja cepat China pada satelit.
Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menandatangani perjanjian untuk bekerja sama dalam eksplorasi ruang angkasa pada hari Jumat.
(ian)