Ukraina dan Rusia Sepakati Pertukaran 40 Tahanan Perang
loading...
A
A
A
KIEV - Rusia dan Ukraina masing-masing menyepakati pertukaran 40 tawanan perang . Hal itu diungkapkan Komisaris Hak Asasi Manusia Rusia, Tatyana Moskalkova, Rabu (11/1/2023), setelah bertemu rekannya dari Ukraina Dmytro Lubinets di Turki.
Moskalkova dan Lubinets bertemu di sela-sela konferensi ombudsman internasional di Ankara. Foto yang beredar menunjukkan mereka duduk di sisi meja yang berseberangan.
“Sangat penting bahwa ombudsman Ukraina dan Rusia, dengan tidak adanya hubungan diplomatik (antara kedua negara), mengambil tindakan nyata untuk membantu masyarakat,” kata Moskalkova kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Rusia dan Ukraina telah melakukan banyak pertukaran tahanan - terakhir pada hari Minggu - masing-masing berjumlah ratusan tawanan selama perang, yang sekarang memasuki bulan ke-11.
Sebelumnya, Moskalkova mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram, bahwa dia dan Lubinets juga telah membahas masalah hilangnya prajurit di kedua sisi, dan masalah kemanusiaan sipil.
Dia mengatakan telah meminta Lubinets untuk membantu warga Ukraina yang ingin mengunjungi kerabat di Rusia.
Mengingat kesulitan saat ini untuk membangun koridor kemanusiaan di dalam Ukraina, dia mengatakan para ombudsman harus membantu orang-orang tertentu untuk berpindah antar wilayah dan negara, dengan mengatakan bahwa Turki dapat memainkan peran penting.
Secara terpisah, kantor berita milik negara Rusia RIA mengutip Moskalkova yang mengatakan “kata-kata penting tentang perlunya gencatan senjata” di Ukraina telah diucapkan selama pertemuannya dengan rekan-rekannya dari Ukraina dan Turki.
Moskalkova mengatakan, gencatan senjata diperlukan untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia, lapor RIA. Dia juga meminta Turkiy, sekutu NATO, untuk berhenti memasok senjata ke Ukraina.
Saat Moskalkova dan Lubinets bertemu di Ankara, pertempuran sengit berkecamuk di kota kecil Soledar di timur Ukraina.
Keduanya kemudian akan mengunjungi istana kepresidenan Turki, di mana Presiden Tayyip Erdogan dijadwalkan untuk berpidato di konferensi tersebut.
Moskalkova dan Lubinets bertemu di sela-sela konferensi ombudsman internasional di Ankara. Foto yang beredar menunjukkan mereka duduk di sisi meja yang berseberangan.
“Sangat penting bahwa ombudsman Ukraina dan Rusia, dengan tidak adanya hubungan diplomatik (antara kedua negara), mengambil tindakan nyata untuk membantu masyarakat,” kata Moskalkova kepada wartawan, seperti dikutip dari Reuters.
Rusia dan Ukraina telah melakukan banyak pertukaran tahanan - terakhir pada hari Minggu - masing-masing berjumlah ratusan tawanan selama perang, yang sekarang memasuki bulan ke-11.
Sebelumnya, Moskalkova mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram, bahwa dia dan Lubinets juga telah membahas masalah hilangnya prajurit di kedua sisi, dan masalah kemanusiaan sipil.
Dia mengatakan telah meminta Lubinets untuk membantu warga Ukraina yang ingin mengunjungi kerabat di Rusia.
Mengingat kesulitan saat ini untuk membangun koridor kemanusiaan di dalam Ukraina, dia mengatakan para ombudsman harus membantu orang-orang tertentu untuk berpindah antar wilayah dan negara, dengan mengatakan bahwa Turki dapat memainkan peran penting.
Secara terpisah, kantor berita milik negara Rusia RIA mengutip Moskalkova yang mengatakan “kata-kata penting tentang perlunya gencatan senjata” di Ukraina telah diucapkan selama pertemuannya dengan rekan-rekannya dari Ukraina dan Turki.
Moskalkova mengatakan, gencatan senjata diperlukan untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia, lapor RIA. Dia juga meminta Turkiy, sekutu NATO, untuk berhenti memasok senjata ke Ukraina.
Saat Moskalkova dan Lubinets bertemu di Ankara, pertempuran sengit berkecamuk di kota kecil Soledar di timur Ukraina.
Keduanya kemudian akan mengunjungi istana kepresidenan Turki, di mana Presiden Tayyip Erdogan dijadwalkan untuk berpidato di konferensi tersebut.
(esn)