Covid-19 Kian Ganas, Rumah Sakit Beijing Kehabisan Tempat Tidur
loading...
A
A
A
BEIJING - China terus mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang berdampak pada habisnya ketersediaan alat-alat kesehatan bagi masyarakat. Di Beijing, pasien yang kebanyakan orang tua terpaksa dibaringkan di tandu di lorong atau menghirup oksigen dari kursi roda karena rumah sakit kehabisan tempat tidur.
Dilansir dari The Globe and Mail, rumah sakit Chuiyangliu di timur kota Beijing pada Kamis (5/1/2023) penuh sesak dengan pasien yang baru tiba. Tempat tidur habis menjelang tengah hari, bahkan ketika ambulans terus membawa lebih banyak pasien yang masuk. Perawat dan dokter yang tertekan bergegas untuk mengambil informasi dan melakukan triase kasus yang paling mendesak.
Melonjaknya angka kasus Covid-19 di China tidak terlepas dari dicabutnya pembatasan pandemi oleh pemerintah setempat pada bulan lalu. China diketahui memiliki pembatasan pandemi paling ketat seiring dengan kebijakan Nol-Covidnya.
Hampir tiga tahun China telah memberlakukan penguncian, larangan bepergian dan penutupan sekolah yang sangat membebani ekonomi. Kebijakan ini pada akhirnya memicu aksi protes yang jarang terjadi di negara yang anti akan perbedaan pendapat politik itu.
Wabah tampaknya telah menyebar dengan cepat di kota-kota padat penduduk terlebih dahulu. Sekarang, pihak berwenang prihatin karena menjangkau kota-kota kecil dan daerah pedesaan dengan sistem perawatan kesehatan yang lebih lemah. Beberapa pemerintah daerah mulai meminta orang-orang pada ini untuk tidak melakukan perjalanan pulang kampung untuk menikmati libur Tahun Baru Imlek yang akan datang, menandakan kekhawatiran yang masih ada seputar pembukaan.
Seruan pemerintah daerah untuk menghindari perjalanan selama libur Tahun Baru Imlek datang beberapa hari sebelum pencabutan formal dari banyaknya pembatasan yang tersisa – beberapa sudah tidak diberlakukan – pada hari Minggu.
"Kami merekomendasikan agar setiap orang tidak kembali ke kampung halaman mereka kecuali diperlukan selama puncak wabah," kata pemerintah daerah Shaoyang di provinsi Hunan di China tengah dalam pemberitahuannya.
“Hindari mengunjungi kerabat dan bepergian antar daerah. Minimalkan perjalanan,” bunyi imbauan itu.
Seruan serupa dikeluarkan oleh distrik Shouxian di provinsi Anhui di tenggara Beijing dan kota Qingyang di provinsi Gansu di barat laut dan Weifang di Shandong di pantai timur.
Seruan tersebut, yang mengingat kembali pembatasan pandemi yang ketat selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa beberapa pejabat tetap gugup untuk mencabutnya terlalu cepat.
Pemberitahuan pemerintah Weifang mengatakan warga harus merayakan liburan dengan pertemuan via video dan telepon.
“Hindari mengunjungi kerabat dan teman untuk melindungi diri sendiri dan orang lain,” katanya.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, Hong Kong mengumumkan akan membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan China daratan pada hari Minggu dan mengizinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa dikarantina.
Pos pemeriksaan perbatasan darat dan laut kota dengan daratan sebagian besar telah ditutup selama hampir tiga tahun dan pembukaan kembali diharapkan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk sektor pariwisata dan ritel Hong Kong.
Dilansir dari The Globe and Mail, rumah sakit Chuiyangliu di timur kota Beijing pada Kamis (5/1/2023) penuh sesak dengan pasien yang baru tiba. Tempat tidur habis menjelang tengah hari, bahkan ketika ambulans terus membawa lebih banyak pasien yang masuk. Perawat dan dokter yang tertekan bergegas untuk mengambil informasi dan melakukan triase kasus yang paling mendesak.
Melonjaknya angka kasus Covid-19 di China tidak terlepas dari dicabutnya pembatasan pandemi oleh pemerintah setempat pada bulan lalu. China diketahui memiliki pembatasan pandemi paling ketat seiring dengan kebijakan Nol-Covidnya.
Hampir tiga tahun China telah memberlakukan penguncian, larangan bepergian dan penutupan sekolah yang sangat membebani ekonomi. Kebijakan ini pada akhirnya memicu aksi protes yang jarang terjadi di negara yang anti akan perbedaan pendapat politik itu.
Wabah tampaknya telah menyebar dengan cepat di kota-kota padat penduduk terlebih dahulu. Sekarang, pihak berwenang prihatin karena menjangkau kota-kota kecil dan daerah pedesaan dengan sistem perawatan kesehatan yang lebih lemah. Beberapa pemerintah daerah mulai meminta orang-orang pada ini untuk tidak melakukan perjalanan pulang kampung untuk menikmati libur Tahun Baru Imlek yang akan datang, menandakan kekhawatiran yang masih ada seputar pembukaan.
Seruan pemerintah daerah untuk menghindari perjalanan selama libur Tahun Baru Imlek datang beberapa hari sebelum pencabutan formal dari banyaknya pembatasan yang tersisa – beberapa sudah tidak diberlakukan – pada hari Minggu.
"Kami merekomendasikan agar setiap orang tidak kembali ke kampung halaman mereka kecuali diperlukan selama puncak wabah," kata pemerintah daerah Shaoyang di provinsi Hunan di China tengah dalam pemberitahuannya.
“Hindari mengunjungi kerabat dan bepergian antar daerah. Minimalkan perjalanan,” bunyi imbauan itu.
Baca Juga
Seruan serupa dikeluarkan oleh distrik Shouxian di provinsi Anhui di tenggara Beijing dan kota Qingyang di provinsi Gansu di barat laut dan Weifang di Shandong di pantai timur.
Seruan tersebut, yang mengingat kembali pembatasan pandemi yang ketat selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan bahwa beberapa pejabat tetap gugup untuk mencabutnya terlalu cepat.
Pemberitahuan pemerintah Weifang mengatakan warga harus merayakan liburan dengan pertemuan via video dan telepon.
“Hindari mengunjungi kerabat dan teman untuk melindungi diri sendiri dan orang lain,” katanya.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, Hong Kong mengumumkan akan membuka kembali beberapa penyeberangan perbatasannya dengan China daratan pada hari Minggu dan mengizinkan puluhan ribu orang untuk menyeberang setiap hari tanpa dikarantina.
Pos pemeriksaan perbatasan darat dan laut kota dengan daratan sebagian besar telah ditutup selama hampir tiga tahun dan pembukaan kembali diharapkan memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan untuk sektor pariwisata dan ritel Hong Kong.
(ian)