Idap Sindrom Langka, Dua Raksasa Bumi Ini Saling Klaim Tertinggi di Dunia
loading...
A
A
A
ACCRA - Sulemana Abdul Samed (29), asal Ghana, muncul dengan klaim sebagai pria tertinggi di Bumi. Namun Sultan Kosen, pria Turki yang dicatat Guinness World Records sebagai pria tertinggi di dunia menantang untuk adu ukur.
Kemunculan Sulemana memicu kehebohan. Sebab, perawat di klinik pedesaan di Ghana utara mengeklaim pita ukur yang tersedia tidak cukup panjang untuk mengukur tinggi badan raksasa tersebut.
Perawat itu membuat catatan sementara tinggi badan Sulemana 9 kaki lebih 6 inci.
"Anda telah tumbuh lebih tinggi dari skala ukur," ujar seorang perawat di klinik pedesaan yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (5/1/2023).
Sulemana memiliki tinggi badan yang luar biasa karena kondisi langka yang disebut sindrom Marfan, kelainan genetik yang memengaruhi jaringan ikat tubuh dan menyebabkan anggota tubuh menjadi panjang secara tidak normal.
Sementara itu, pria tertinggi di dunia versi Guinness World Records, Sultan Kosen, tetap berniat mempertahankan gelarnya.
Pada tahun 2009, Sultan Kosen menjadi orang pertama yang dikonfirmasi memiliki tinggi lebih dari 8 kaki oleh Guinness World Records dalam lebih dari 20 tahun.
Foto/FilmMagic
Kosen yang berprofesi sebagai petani paruh waktu itu memiliki tinggi badan 8 kaki lebih 1 inci—meskipun anggota keluarganya yang lain, termasuk orang tua dan empat saudara kandungnya, semuanya berukuran normal.
Sejauh yang diketahui Kosen, dia menjadi "raksasa" Turki tertinggi di dunia.
"Saya mendengar beberapa berita mengatakan, 'Rekor Sultan sudah berakhir, ada orang yang lebih tinggi dari Sultan'," katanya kepada Anadolu Agency. "Jika ada, mari kita ukur tinggi badan kita."
"Saya telah memegang rekor saya selama 14 tahun. Saya tidak akan kehilangan rekor saya kepada siapa pun. Saya bertekad untuk itu."
Sultan Kosen lahir pada 10 Desember 1982, namun hingga usianya menginjak 10 tahun, tinggi badannya kurang lebih sama dengan anak laki-laki lain seusianya.
Tinggi badannya yang spektakuler disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai "gigantisme hipofisis", yang merupakan akibat dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.
Saat remaja, Sultan Kosen yang merupakan penggemar bola basket didaftarkan ke tim Galatasaray. Namun sayangnya dia dianggap terlalu tinggi untuk bermain basket secara profesional.
Dia memiliki ambisi lain: “Sangat sulit untuk menemukan pacar. Biasanya mereka takut pada saya. Semoga sekarang setelah saya terkenal saya bisa bertemu banyak gadis. Mimpi saya adalah menikah."
Sementara itu, saingannya dari Ghana mungkin tidak setinggi laporan sebelumnya.
Jurnalis Favor Nunoo, dari BBC, membawa pita pengukur 16 kaki ke desa Gambaga, Ghana utara, untuk mengonfirmasi klaim tinggi badan Sulemana yang luar biasa.
Menurut pengukuran tersebut—dicapai dengan membuat raksasa Ghana itu bersandar ke dinding dan membuat tanda arang tepat di atas kepalanya—tinggi badan Sulemana lebih pendek dari catatan sebelumnya, 7 kaki 4 inci.
Namun, dia belum putus asa.
Setelah diberi tahu bahwa Sultan lebih tinggi sekitar satu kaki darinya, Sulemana berkata: “Saya masih bertambah tinggi. Siapa tahu, mungkin suatu hari saya bisa mencapai ketinggian itu juga”.
Kemunculan Sulemana memicu kehebohan. Sebab, perawat di klinik pedesaan di Ghana utara mengeklaim pita ukur yang tersedia tidak cukup panjang untuk mengukur tinggi badan raksasa tersebut.
Perawat itu membuat catatan sementara tinggi badan Sulemana 9 kaki lebih 6 inci.
"Anda telah tumbuh lebih tinggi dari skala ukur," ujar seorang perawat di klinik pedesaan yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip dari Daily Star, Kamis (5/1/2023).
Sulemana memiliki tinggi badan yang luar biasa karena kondisi langka yang disebut sindrom Marfan, kelainan genetik yang memengaruhi jaringan ikat tubuh dan menyebabkan anggota tubuh menjadi panjang secara tidak normal.
Sementara itu, pria tertinggi di dunia versi Guinness World Records, Sultan Kosen, tetap berniat mempertahankan gelarnya.
Pada tahun 2009, Sultan Kosen menjadi orang pertama yang dikonfirmasi memiliki tinggi lebih dari 8 kaki oleh Guinness World Records dalam lebih dari 20 tahun.
Foto/FilmMagic
Kosen yang berprofesi sebagai petani paruh waktu itu memiliki tinggi badan 8 kaki lebih 1 inci—meskipun anggota keluarganya yang lain, termasuk orang tua dan empat saudara kandungnya, semuanya berukuran normal.
Sejauh yang diketahui Kosen, dia menjadi "raksasa" Turki tertinggi di dunia.
"Saya mendengar beberapa berita mengatakan, 'Rekor Sultan sudah berakhir, ada orang yang lebih tinggi dari Sultan'," katanya kepada Anadolu Agency. "Jika ada, mari kita ukur tinggi badan kita."
"Saya telah memegang rekor saya selama 14 tahun. Saya tidak akan kehilangan rekor saya kepada siapa pun. Saya bertekad untuk itu."
Sultan Kosen lahir pada 10 Desember 1982, namun hingga usianya menginjak 10 tahun, tinggi badannya kurang lebih sama dengan anak laki-laki lain seusianya.
Tinggi badannya yang spektakuler disebabkan oleh kondisi yang dikenal sebagai "gigantisme hipofisis", yang merupakan akibat dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan.
Saat remaja, Sultan Kosen yang merupakan penggemar bola basket didaftarkan ke tim Galatasaray. Namun sayangnya dia dianggap terlalu tinggi untuk bermain basket secara profesional.
Dia memiliki ambisi lain: “Sangat sulit untuk menemukan pacar. Biasanya mereka takut pada saya. Semoga sekarang setelah saya terkenal saya bisa bertemu banyak gadis. Mimpi saya adalah menikah."
Sementara itu, saingannya dari Ghana mungkin tidak setinggi laporan sebelumnya.
Jurnalis Favor Nunoo, dari BBC, membawa pita pengukur 16 kaki ke desa Gambaga, Ghana utara, untuk mengonfirmasi klaim tinggi badan Sulemana yang luar biasa.
Menurut pengukuran tersebut—dicapai dengan membuat raksasa Ghana itu bersandar ke dinding dan membuat tanda arang tepat di atas kepalanya—tinggi badan Sulemana lebih pendek dari catatan sebelumnya, 7 kaki 4 inci.
Namun, dia belum putus asa.
Setelah diberi tahu bahwa Sultan lebih tinggi sekitar satu kaki darinya, Sulemana berkata: “Saya masih bertambah tinggi. Siapa tahu, mungkin suatu hari saya bisa mencapai ketinggian itu juga”.
(min)