Covid-19 Mengganas di China, Diperkirakan Per Hari Bunuh 9.000 Orang

Jum'at, 30 Desember 2022 - 10:27 WIB
loading...
Covid-19 Mengganas di China, Diperkirakan Per Hari Bunuh 9.000 Orang
Semakin ganas, Covid-19 diperkirakan bunuh 9.000 orang per hari di China. Foto/Ilustrasi
A A A
LONDON - Sekitar 9.000 orang di China kemungkinan meninggal setiap harinya akibat Covid-19 . Hal itu diungkapkan firma data kesehatan Airfinity yang berbasis di Inggris.

Angka perkiraan ini hampir dua kali lipat dari seminggu yang lalu, saat penyakit infeksi pernapasan itu melanda negara terpadat di dunia.

Infeksi Covid-19 mulai menyebar ke seluruh China pada bulan November, meningkat pesat bulan ini setelah Beijing menghapus kebijakan nol-Covid-19 termasuk pengujian PCR reguler pada populasinya dan publikasi data kasus tanpa gejala.

"Kematian kumulatif di China sejak 1 Desember kemungkinan mencapai 100.000 dengan total infeksi 18,6 juta," kata Airfinity dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan bahwa firma itu menggunakan pemodelan berdasarkan data dari provinsi China sebelum perubahan baru-baru ini untuk melaporkan kasus diterapkan.



Airfinity memperkirakan infeksi Covid-19 di China mencapai puncak pertama pada 13 Januari dengan 3,7 juta kasus sehari.

Itu berbeda dengan beberapa ribu kasus yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan China setiap hari, setelah jaringan nasional tempat pengujian PCR sebagian besar dibongkar karena otoritas beralih dari mencegah infeksi menjadi mengobatinya.

Airfinity memperkirakan kematian mencapai puncaknya pada 23 Januari sekitar 25.000 sehari, dengan kematian kumulatif mencapai 584.000 sejak Desember.

Sejak 7 Desember ketika China mengubah kebijakannya secara tiba-tiba, pihak berwenang telah melaporkan 10 kematian akibat Covid-19.

Pejabat kesehatan China baru-baru ini mengatakan mereka mendefinisikan kematian akibat Covid-19 adalah seseorang yang meninggal karena gagal napas yang disebabkan oleh Covid-19, tidak termasuk kematian akibat penyakit dan kondisi lain bahkan jika almarhum dinyatakan positif terkena virus tersebut.

Pada 28 Desember, jumlah kematian resmi Covid-19 China mencapai 5.246 sejak dimulainya pandemi pada tahun 2020.



Airfinity, menurut pernyataannya, memperkirakan 1,7 juta kematian di seluruh China pada akhir April.

Menurut situs webnya, pada tahun 2020 ia membangun platform analisis dan intelijen kesehatan Covid-19 khusus pertama di dunia.

Kepala ahli epidemiologi China Wu Zunyou pada hari Kamis mengatakan bahwa tim di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China berencana untuk menilai kematian secara berbeda.

"Tim akan mengukur perbedaan antara jumlah kematian dalam gelombang infeksi saat ini dan jumlah kematian yang diperkirakan seandainya epidemi itu tidak pernah terjadi," terang Wu kepada wartawan dalam sebuah pengarahan.

"Dengan menghitung apa yang disebut 'kematian berlebih,' China akan dapat mengetahui apa yang berpotensi diremehkan," kata Wu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1839 seconds (0.1#10.140)