Eks Jenderal AS Desak NATO Pasok Senjata Jarak Jauh ke Ukraina untuk Invasi Balik Rusia

Sabtu, 24 Desember 2022 - 05:30 WIB
loading...
Eks Jenderal AS Desak NATO Pasok Senjata Jarak Jauh ke Ukraina untuk Invasi Balik Rusia
Pensiunan jenderal Amerika Serikat Philip Breedlove mendesak negara-negara NATO memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh. Tujuannya agar Kiev bisa menginvasi balik wilayah Rusia. Foto/Ukrinform
A A A
WASHINGTON - Pensiunan jenderal Amerika Serikat (AS) Philip Breedlove mendesak negara-negara NATO memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh. Tujuannya agar Kiev bisa menginvasi balik wilayah Rusia .

Breedlove, yang merupakan mantan komandan tertinggi NATO, mengatakan Ukraina harus bisa menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.

“Saya pikir kita harus meninjau aturan kita mengenai jenis senjata yang kita pasok ke Ukraina, dan kita harus memberi mereka lebih banyak kesempatan untuk melakukan serangan mendalam pada agresor. Dengan pembatasan kami, kami benar-benar telah menciptakan tempat berlindung yang aman bagi militer Rusia di wilayahnya,” kata Breedlove dalam sebuah wawancara dengan Voice of America berbahasa Rusia.

Kiev telah berulang kali menuntut persenjataan jarak jauh dari para pendukung Barat-nya di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia. Namun, sejauh ini, AS dan negara lainnya tidak memberikan senjata semacam itu, dengan alasan kekhawatiran akan eskalasi dan perang habis-habisan antara Rusia dan NATO.



Breedlove secara terbuka mengakui bahwa Ukraina mengobarkan perang atas nama Barat melawan Rusia, mendesak pencabutan segala pembatasan penggunaan senjata oleh Kiev.

"Ukraina sekarang melawan Rusia atas nama seluruh dunia Barat, dan saya akan mengatakan kepada semua politisi kami: jika Anda telah membatasi tindakan Anda untuk mencegah tentara kami melawan Rusia, maka Anda harus melakukan segala yang mungkin untuk memberikan bantuan bagi Ukraina untuk mengalahkan Rusia," ujarnya, yang dilansir Jumat (23/2/2022).

Sementara Moskow menggambarkan permusuhan yang sedang berlangsung sebagai perang proksi dengan Barat, AS dan NATO secara keseluruhan menyatakan bahwa mereka bukan pihak dalam konflik tersebut.

Di tengah konflik yang sedang berlangsung, Breedlove telah berulang kali mengeluarkan pernyataan seperti perang dalam menggalang dukungan untuk Ukraina.

Pada bulan Juli, misalnya, mantan jenderal itu mendorong Kiev untuk menyerang Jembatan Crimea, yang menghubungkan semenanjung itu dengan daratan Rusia.

Breedlove mengeklaim Jembatan Crimea adalah target yang sah untuk diserang Ukraina. Menurutnya, kehancuran jembatan itu akan menjadi pukulan besar bagi Moskow.

Jembatan itu rusak berat akibat ledakan besar di awal Oktober. Moskow menggambarkan insiden itu sebagai "serangan teroris", menyalahkan Kiev dan pendukung Baratnya.
Sementara insiden itu telah dirayakan secara luas di Ukraina oleh warga biasa dan pejabat tinggi, Kiev membantah keterlibatannya.

Ledakan Jembatan Crimea, serta serangan sabotase lainnya di tanah Rusia, yang dikaitkan dengan Ukraina, akhirnya memicu kampanye pengeboman besar-besaran terhadap infrastruktur penting Ukraina. Moskow mempertahankan tujuan kampanye ini untuk merusak kemampuan perang Kiev.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1063 seconds (0.1#10.140)