Kesal Dijatuhi Sanksi Baru, Rusia Sebut AS Lakukan Kejahatan Impoten
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Moskow kesal setelah Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia , Jumat (16/12/2022). Sanksi terbaru ini menargetkan seorang oligarki yang juga sekutu Presiden Vladimir Putin dan beberapa orang terdekatnya.
Melalui kedutaannya di Washington, Rusia menuduh Amerika melakukan "kejahatan impoten" atas sanksi barunya.
Kecaman itu disampaikan tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah menjatuhkan sanksi terhadap Vladimir Potanin, salah satu oligarki Rusia dan rekan dekat Putin, sebagai tanggapan atas invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
"Amerika Serikat terus membebankan biaya pada Rusia untuk perang agresinya melawan Ukraina," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
"Serangan Rusia telah menghancurkan infrastruktur kritis Ukraina dan menyebabkan kematian dan kehancuran yang luar biasa," katanya lagi.
Blinken mengatakan Departemen Luar Negeri AS menjatuhkan sanksi pada taipan nikel Potanin, serta tiga anggota keluarga dekatnya dan perusahaannya, Interros.
Potanin adalah chief executive officer (CEO) Norilsk Nickel, dan pemegang saham terbesar perusahaan tersebut.
Departemen Luar Negeri AS juga memasukkan bank komersial; Rusia Rosbank, dalam target sanksi.
Sebagai tanggapan, Kedutaan Rusia di AS mengatakan sanksi baru tersebut adalah bukti dari "kejahatan impoten" Amerika Serikat.
“Pemerintah AS tidak menyerah pada upayanya yang hampir gila untuk memperluas tekanan sanksi terhadap Rusia. Dengan cara yang tampaknya favorit meskipun tidak efektif, pejabat, pengusaha, dan perusahaan baru Rusia sedang 'daftar hitam' secara massal," bunyi pernyataan Kedutaan Rusia, seperti dikutip Newsweek.
"Berlawanan dengan pernyataan propaganda oleh pejabat AS, yang mengeklaim bahwa 'sedikit lagi' dan ekonomi Rusia akan 'hancur', ini tidak terjadi," kata Kedutaan Rusia.
"Dan tentu saja tidak. Meskipun ada tekanan eksternal, Rusia akan bergerak maju dalam perkembangannya. Dan bermaksud untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan dengan mereka yang benar-benar tertarik."
Blinken mengatakan dalam pernyataannya pada hari Kamis bahwa AS mengambil tindakan terhadap aktor utama di sektor keuangan Rusia, pejabat senior pemerintah yang terkait dengan upaya mobilisasi pasukan, dan otoritas proksi yang dipasang di Ukraina.
"Amerika Serikat tidak akan ragu untuk terus menggunakan alat yang kami miliki untuk mempromosikan diakhirinya, dan pertanggungjawaban atas, perang Presiden Putin yang tidak masuk akal," katanya.
Melalui kedutaannya di Washington, Rusia menuduh Amerika melakukan "kejahatan impoten" atas sanksi barunya.
Kecaman itu disampaikan tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington telah menjatuhkan sanksi terhadap Vladimir Potanin, salah satu oligarki Rusia dan rekan dekat Putin, sebagai tanggapan atas invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
"Amerika Serikat terus membebankan biaya pada Rusia untuk perang agresinya melawan Ukraina," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
"Serangan Rusia telah menghancurkan infrastruktur kritis Ukraina dan menyebabkan kematian dan kehancuran yang luar biasa," katanya lagi.
Blinken mengatakan Departemen Luar Negeri AS menjatuhkan sanksi pada taipan nikel Potanin, serta tiga anggota keluarga dekatnya dan perusahaannya, Interros.
Potanin adalah chief executive officer (CEO) Norilsk Nickel, dan pemegang saham terbesar perusahaan tersebut.
Departemen Luar Negeri AS juga memasukkan bank komersial; Rusia Rosbank, dalam target sanksi.
Sebagai tanggapan, Kedutaan Rusia di AS mengatakan sanksi baru tersebut adalah bukti dari "kejahatan impoten" Amerika Serikat.
“Pemerintah AS tidak menyerah pada upayanya yang hampir gila untuk memperluas tekanan sanksi terhadap Rusia. Dengan cara yang tampaknya favorit meskipun tidak efektif, pejabat, pengusaha, dan perusahaan baru Rusia sedang 'daftar hitam' secara massal," bunyi pernyataan Kedutaan Rusia, seperti dikutip Newsweek.
"Berlawanan dengan pernyataan propaganda oleh pejabat AS, yang mengeklaim bahwa 'sedikit lagi' dan ekonomi Rusia akan 'hancur', ini tidak terjadi," kata Kedutaan Rusia.
"Dan tentu saja tidak. Meskipun ada tekanan eksternal, Rusia akan bergerak maju dalam perkembangannya. Dan bermaksud untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan dengan mereka yang benar-benar tertarik."
Blinken mengatakan dalam pernyataannya pada hari Kamis bahwa AS mengambil tindakan terhadap aktor utama di sektor keuangan Rusia, pejabat senior pemerintah yang terkait dengan upaya mobilisasi pasukan, dan otoritas proksi yang dipasang di Ukraina.
"Amerika Serikat tidak akan ragu untuk terus menggunakan alat yang kami miliki untuk mempromosikan diakhirinya, dan pertanggungjawaban atas, perang Presiden Putin yang tidak masuk akal," katanya.
(min)