Mahkamah Agung AS Akui Separuh Oklahoma Milik Bangsa Suku Indian
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) pada hari Kamis mengakui sekitar separuh dari wilayah Oklahoma adalah tanah reservasi penduduk asli Amerika, yakni suku Indian.
Mahkamah Agung juga membatalkan hukuman terkait kasus pemerkosaan anggota suku karena lokasi kejahatan itu dianggap di luar jangkauan hukum pidana negara Amerika.
Lima dari empat anggota panel hakim memutuskan mendukung seorang pria tersangka pemerkosa bernama Jimcy McGirt dan setuju bahwa lokasi pemerkosaan seharusnya diakui sebagai bagian dari reservasi berdasarkan klaim historis BangsaMuscogee (Bangsa Creek), yang berarti di luar yurisdiksi otoritas negara AS.
Putusan itu berarti bahwa untuk pertama kalinya sebagian besar wilayah Oklahoma timur secara hukum dianggap sebagai tanah reservasi. Lebih dari 1,8 juta orang tinggal di tanah yang dipermasalahkan, termasuk sekitar 400.000 di Tulsa, kota terbesar kedua di Oklahoma. (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
Salah satu hakim di Mahkamah Agung AS, Neil Gorsuch, yang dikenal sebagai hakim konservatif menulis putusan bersama dengan empat hakim liberal.
Gorsuch merujuk catatan sejarah kompleks yang dimulai dengan relokasi paksa oleh pemerintah AS terhadap penduduk asli Amerika, termasukBangsa Creek, ke Oklahoma dalam peristiwa abad ke-19 yang traumatis yang dikenal sebagai "jejak air mata". Pada saat itu, pemerintah AS berjanji bahwa tanah baru akan menjadi milik mereka selamanya.
“Hari ini kita ditanya apakah tanah yang dijanjikan tetap menjadi reservasi orang Indian untuk tujuan hukum pidana federal. Karena Kongres tidak mengatakan sebaliknya, kami memegang pemerintahan pada kata-katanya," tulis Gorsuch, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/7/2020).
Gorsuch menolak argumen Negara Bagian Oklahoma, yang menurutnya mengharuskan untuk "menutup mata" terhadap janji-janji masa lalu pemerintah federal.
Dalam pernyataan bersama, pihak Negara Bagian Oklahoma, Bangsa Creek dan empat lainnya dari apa yang dikenal sebagai "Lima Suku" Oklahoma mengatakan mereka membuat "kemajuan substansial" menuju kesepakatan tentang yurisdiksi bersama yang akan mereka presentasikan kepada pemerintah federal. Suku-suku lainnya adalah Cherokee, Chickasaw, Choctaw dan Seminole.
"Negara-negara (suku) dan Negara (Bagian Oklahoma) berkomitmen untuk menerapkan kerangka kerja yurisdiksi bersama yang akan menjaga kepentingan kedaulatan dan hak-hak untuk pemerintahan sendiri sambil menegaskan pemahaman yurisdiksi, prosedur, hukum dan peraturan yang mendukung keselamatan publik, ekonomi kita dan hak-hak properti pribadi," bunyi pernyataan bersama tersebut.
Mahkamah Agung juga membatalkan hukuman terkait kasus pemerkosaan anggota suku karena lokasi kejahatan itu dianggap di luar jangkauan hukum pidana negara Amerika.
Lima dari empat anggota panel hakim memutuskan mendukung seorang pria tersangka pemerkosa bernama Jimcy McGirt dan setuju bahwa lokasi pemerkosaan seharusnya diakui sebagai bagian dari reservasi berdasarkan klaim historis BangsaMuscogee (Bangsa Creek), yang berarti di luar yurisdiksi otoritas negara AS.
Putusan itu berarti bahwa untuk pertama kalinya sebagian besar wilayah Oklahoma timur secara hukum dianggap sebagai tanah reservasi. Lebih dari 1,8 juta orang tinggal di tanah yang dipermasalahkan, termasuk sekitar 400.000 di Tulsa, kota terbesar kedua di Oklahoma. (Baca: Analisis Mampu Tidaknya China Tenggelamkan Kapal Induk AS )
Salah satu hakim di Mahkamah Agung AS, Neil Gorsuch, yang dikenal sebagai hakim konservatif menulis putusan bersama dengan empat hakim liberal.
Gorsuch merujuk catatan sejarah kompleks yang dimulai dengan relokasi paksa oleh pemerintah AS terhadap penduduk asli Amerika, termasukBangsa Creek, ke Oklahoma dalam peristiwa abad ke-19 yang traumatis yang dikenal sebagai "jejak air mata". Pada saat itu, pemerintah AS berjanji bahwa tanah baru akan menjadi milik mereka selamanya.
“Hari ini kita ditanya apakah tanah yang dijanjikan tetap menjadi reservasi orang Indian untuk tujuan hukum pidana federal. Karena Kongres tidak mengatakan sebaliknya, kami memegang pemerintahan pada kata-katanya," tulis Gorsuch, seperti dikutip Reuters, Jumat (10/7/2020).
Gorsuch menolak argumen Negara Bagian Oklahoma, yang menurutnya mengharuskan untuk "menutup mata" terhadap janji-janji masa lalu pemerintah federal.
Dalam pernyataan bersama, pihak Negara Bagian Oklahoma, Bangsa Creek dan empat lainnya dari apa yang dikenal sebagai "Lima Suku" Oklahoma mengatakan mereka membuat "kemajuan substansial" menuju kesepakatan tentang yurisdiksi bersama yang akan mereka presentasikan kepada pemerintah federal. Suku-suku lainnya adalah Cherokee, Chickasaw, Choctaw dan Seminole.
"Negara-negara (suku) dan Negara (Bagian Oklahoma) berkomitmen untuk menerapkan kerangka kerja yurisdiksi bersama yang akan menjaga kepentingan kedaulatan dan hak-hak untuk pemerintahan sendiri sambil menegaskan pemahaman yurisdiksi, prosedur, hukum dan peraturan yang mendukung keselamatan publik, ekonomi kita dan hak-hak properti pribadi," bunyi pernyataan bersama tersebut.