Komandan Lituania: Pasukan AS Siap Tempur di Perbatasan Rusia
loading...
A
A
A
VILNIUS - Pasukan Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Lituania telah mengubah sikap mereka dari pencegahan Rusia menjadi kesiapan tempur.
Kepala Pertahanan Lituania Letnan Jenderal Valdemaras Rupsys mengungkapkan hal itu di tengah perang yang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.
Lituania berbatasan dengan eksklaf Kaliningrad Rusia di Laut Baltik, serta dengan Belarusia dan Latvia.
“Faktor utamanya biasanya adalah pencegahan, demonstrasi bahwa mereka ada di sini dan dapat meningkatkan kekuatan kami kapan saja,” ungkap Rupsys kepada radio LRT, Jumat.
“Dan sekarang situasinya telah berubah: unit-unit itu dikerahkan agar mereka dapat segera bertempur. Ini adalah transisi yang mulus dari satu mode ke mode lainnya,” ujar dia.
“Setidaknya hingga 2025, kami akan merotasi unit-unit AS yang akan melakukan pelatihan militer dan berfungsi sebagai faktor pencegahan, tetapi juga siap melakukan tindakan defensif bersama kami dan sekutu lainnya,” papar dia.
Kepala pertahanan mengatakan pada Rabu bahwa dia telah diyakinkan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley bahwa pasukan Amerika akan memiliki "kehadiran yang gigih di Lituania."
Unit AS seukuran batalion dengan sekitar 500 tentara, tank Abrams, dan kendaraan lapis baja Bradley telah ditempatkan secara bergilir di kota Pabrade, Lituania timur, sejak 2019.
NATO juga mempertahankan unit multinasional yang dipimpin Jerman di negara itu.
Blok pimpinan AS mengumumkan peningkatan kemampuan militernya sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia di Ukraina, yang dimulai pada bulan Februari.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Juni bahwa pasukan tanggap cepat aliansi akan tumbuh dari sekitar 40.000 menjadi lebih dari 300.000.
Moskow berulang kali menganggap pasukan NATO di dekat perbatasannya sebagai ancaman keamanan nasional.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Kamis bahwa tindakan blok tersebut menandakan kembalinya ke "prioritas konseptual" yang diadopsi selama Perang Dingin.
Kepala Pertahanan Lituania Letnan Jenderal Valdemaras Rupsys mengungkapkan hal itu di tengah perang yang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina.
Lituania berbatasan dengan eksklaf Kaliningrad Rusia di Laut Baltik, serta dengan Belarusia dan Latvia.
“Faktor utamanya biasanya adalah pencegahan, demonstrasi bahwa mereka ada di sini dan dapat meningkatkan kekuatan kami kapan saja,” ungkap Rupsys kepada radio LRT, Jumat.
“Dan sekarang situasinya telah berubah: unit-unit itu dikerahkan agar mereka dapat segera bertempur. Ini adalah transisi yang mulus dari satu mode ke mode lainnya,” ujar dia.
“Setidaknya hingga 2025, kami akan merotasi unit-unit AS yang akan melakukan pelatihan militer dan berfungsi sebagai faktor pencegahan, tetapi juga siap melakukan tindakan defensif bersama kami dan sekutu lainnya,” papar dia.
Kepala pertahanan mengatakan pada Rabu bahwa dia telah diyakinkan Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley bahwa pasukan Amerika akan memiliki "kehadiran yang gigih di Lituania."
Unit AS seukuran batalion dengan sekitar 500 tentara, tank Abrams, dan kendaraan lapis baja Bradley telah ditempatkan secara bergilir di kota Pabrade, Lituania timur, sejak 2019.
NATO juga mempertahankan unit multinasional yang dipimpin Jerman di negara itu.
Blok pimpinan AS mengumumkan peningkatan kemampuan militernya sebagai tanggapan atas operasi militer Rusia di Ukraina, yang dimulai pada bulan Februari.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pada Juni bahwa pasukan tanggap cepat aliansi akan tumbuh dari sekitar 40.000 menjadi lebih dari 300.000.
Moskow berulang kali menganggap pasukan NATO di dekat perbatasannya sebagai ancaman keamanan nasional.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada Kamis bahwa tindakan blok tersebut menandakan kembalinya ke "prioritas konseptual" yang diadopsi selama Perang Dingin.
(sya)