Pertahanan Rusia Diperbarui, Tentara Tak Takut Lagi Digempur HIMARS
loading...
A
A
A
MOSKOW - Sistem pertahanan udara Rusia sekarang tidak akan memiliki masalah dalam mendeteksi dan menghancurkan rudal yang ditembakkan dari Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan Amerika Serikat (AS).
Alasannya, kini sistem pertahanan Rusia sudah memiliki perangkat lunak baru. RIA Novosti melaporkan hal itu pada Jumat (2/12/2022), mengutip seorang komandan militer Rusia yang tidak disebutkan namanya.
Menurut perwira yang bertugas di Wilayah Zaporozhye Rusia itu, pasukan Ukraina awalnya menggunakan senjata era Soviet, tetapi kini beralih ke senjata yang disediakan negara-negara NATO, termasuk rudal HIMARS.
Namun, dia mengatakan pasukan Rusia sekarang dapat dengan mudah menangkis serangan semacam itu karena “pembaruan program baru.”
“Sekarang kami tidak memiliki masalah dalam mendeteksi, melacak, dan menghancurkannya,” ujar dia.
Dia menambahkan, unitnya telah menjatuhkan sekitar 10 rudal HIMARS, empat di antaranya dalam sebulan terakhir.
Menyusul dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, AS telah memberi Ukraina persenjataan dalam jumlah besar hingga sekitar USD19 miliar.
Menurut Departemen Pertahanan AS, per 23 November, Washington telah berkomitmen mendukung Kiev dengan 38 HIMARS dan amunisi yang relevan.
Pada Kamis, Pentagon memberikan kontrak senilai USD431 juta untuk produksi peluncur HIMARS kepada Lockheed Martin untuk “memuaskan kebutuhan mendesak mendukung” Angkatan Darat AS dan mitra asing Washington. Kesepakatan itu diperkirakan akan selesai pada akhir 2025.
Pejabat Rusia berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memompa senjata ke Ukraina, dengan alasan ini hanya akan memperpanjang konflik.
Moskow juga mengatakan Kiev menggunakan rudal HIMARS untuk melakukan serangan di blok perumahan dan infrastruktur sipil lainnya, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Donbass dan lainnya yang baru saja dimasukkan ke dalam bekas wilayah Ukraina Rusia.
Alasannya, kini sistem pertahanan Rusia sudah memiliki perangkat lunak baru. RIA Novosti melaporkan hal itu pada Jumat (2/12/2022), mengutip seorang komandan militer Rusia yang tidak disebutkan namanya.
Menurut perwira yang bertugas di Wilayah Zaporozhye Rusia itu, pasukan Ukraina awalnya menggunakan senjata era Soviet, tetapi kini beralih ke senjata yang disediakan negara-negara NATO, termasuk rudal HIMARS.
Namun, dia mengatakan pasukan Rusia sekarang dapat dengan mudah menangkis serangan semacam itu karena “pembaruan program baru.”
“Sekarang kami tidak memiliki masalah dalam mendeteksi, melacak, dan menghancurkannya,” ujar dia.
Dia menambahkan, unitnya telah menjatuhkan sekitar 10 rudal HIMARS, empat di antaranya dalam sebulan terakhir.
Menyusul dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina, AS telah memberi Ukraina persenjataan dalam jumlah besar hingga sekitar USD19 miliar.
Menurut Departemen Pertahanan AS, per 23 November, Washington telah berkomitmen mendukung Kiev dengan 38 HIMARS dan amunisi yang relevan.
Pada Kamis, Pentagon memberikan kontrak senilai USD431 juta untuk produksi peluncur HIMARS kepada Lockheed Martin untuk “memuaskan kebutuhan mendesak mendukung” Angkatan Darat AS dan mitra asing Washington. Kesepakatan itu diperkirakan akan selesai pada akhir 2025.
Pejabat Rusia berulang kali memperingatkan Barat agar tidak memompa senjata ke Ukraina, dengan alasan ini hanya akan memperpanjang konflik.
Moskow juga mengatakan Kiev menggunakan rudal HIMARS untuk melakukan serangan di blok perumahan dan infrastruktur sipil lainnya, yang mengakibatkan banyak kematian dan cedera di Donbass dan lainnya yang baru saja dimasukkan ke dalam bekas wilayah Ukraina Rusia.
(sya)