Terungkap, Negara Terpadat di Dunia Punya Masalah Pernikahan Akut

Sabtu, 03 Desember 2022 - 00:05 WIB
loading...
Terungkap, Negara Terpadat di Dunia Punya Masalah Pernikahan Akut
Pasangan pengantin baru menghadiri upacara pernikahan massal di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, pada 30 April 2016. Foto/REUTERS
A A A
BEIJING - Tingkat pernikahan baru tahunan China turun ke titik terendah dalam lebih dari tiga dekade hingga berkontribusi pada penurunan tingkat kelahiran di negara itu.

Kantor berita Yicai melaporkan hal itu pada Kamis (1/12/2022), mengutip Biro Statistik Nasional. Pembatasan Covid-19, pendidikan, dan biaya hidup dikatakan sebagai salah satu alasan utama penurunan tersebut.

Sekitar 11,58 juta orang mendaftarkan pernikahan pertama mereka di China pada 2021, turun 708.000 orang dari tahun sebelumnya.

Ini adalah pertama kalinya sejak 1985 jumlah tahunan orang yang memasuki pernikahan pertama mereka turun di bawah 12 juta orang.



Metrik yang sama memuncak dengan 23,8 juta orang pada tahun 2013, tetapi sejak itu menurun sebesar 51,5%, menurut laporan tersebut.

Song Jian, seorang ahli demografi di Pusat Studi Kependudukan dan Pembangunan di Universitas Renmin mengatakan kepada Global Times pada Jumat (2/12/2022) bahwa penurunan tingkat pernikahan disebabkan peningkatan usia di mana orang menikah untuk pertama kalinya, terutama karena lebih banyak akses ke pendidikan tinggi dan “kaum muda yang mencari stabilitas profesional sebelum menikah.”

Song menambahkan, berkurangnya kontak langsung selama pandemi Covid-19 dan mahalnya biaya membesarkan anak juga menjadi salah satu faktor utamanya.

Pakar mengatakan penurunan angka pernikahan akan berkontribusi pada penurunan angka kelahiran di China.

Sekitar 10,6 juta bayi lahir di China tahun lalu, jumlah terendah sejak 1961, menurut majalah Sixth Tone.

Setelah beberapa dekade pembatasan jumlah anak per keluarga, pihak berwenang sekarang mendorong pasangan memiliki lebih banyak bayi dalam menghadapi populasi yang menua di China dan rasio ketidakseimbangan gender yang tinggi.

Beijing mengakhiri kebijakan satu anak pada 2015, sehingga memungkinkan pasangan memiliki dua anak.

Sejak tahun lalu, mereka diizinkan memiliki hingga tiga anak. Presiden Xi Jinping berjanji pada Oktober untuk mengungkap serangkaian kebijakan "proaktif" untuk meningkatkan angka kelahiran dan mengatasi penuaan.

(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2101 seconds (0.1#10.140)