Video Tawanan Perang Rusia Dieksekusi Ukraina, PBB: Kemungkinan Besar Asli
loading...
A
A
A
NEW YORK - Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk mengatakan video yang menunjukkan tentara Rusia yang tampaknya dieksekusi oleh pasukan Ukraina tampak asli. Dia meminta Kiev untuk menyelidiki sepenuhnya apa yang digambarkan Moskow sebagai eksekusi langsung.
Rekaman itu, terdiri dari dua klip yang digabungkan menjadi satu video, muncul di media sosial minggu lalu. Video itu menunjukkan selusin prajurit Rusia yang tidak bersenjata menyerah kepada pasukan Ukraina dan berbaring di tanah. Sementara seorang pria yang tampaknya tentara Ukraina menembaki mereka, dan selusin tentara pertama terbaring tewas dalam genangan darah.
"Misi Pemantauan kami di Ukraina telah melakukan analisis awal yang menunjukkan bahwa video yang mengganggu ini kemungkinan besar asli dalam apa yang mereka tunjukkan," kata Turk dalam siaran pers.
“Analisis…menggarisbawahi perlunya penyelidikan forensik yang independen dan terperinci untuk membantu menetapkan apa yang sebenarnya terjadi,” sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (27/11/2022).
Turk mengakui bahwa Ukraina telah membuka penyelidikan, dan meminta Kiev untuk memastikan bahwa penyelidikan itu terlihat independen, tidak memihak, menyeluruh, transparan, cepat dan efektif.
Komisaris HAM PBB itu juga meminta kedua belah pihak untuk mengeluarkan instruksi yang jelas kepada pasukan mereka bahwa tidak boleh ada pembalasan, tidak ada tindakan balasan, terhadap mereka yang dianggap sebagai tawanan perang. Ia juga mengingatkan kedua militer bahwa eksekusi singkat terhadap para tahanan merupakan kejahatan perang.
"Perintahkan pasukan Anda untuk memperlakukan mereka yang menyerah dan mereka yang ditahan secara manusiawi," serunya kepada para komandan.
Selain mengeksekusi orang Rusia yang ditangkap, kata Presiden Rusia Vladimir Putin, komandan Ukraina telah membunuh anak buah mereka sendiri karena menolak mengikuti perintah. Putin menyatakan bahwa Rusia sedang berurusan dengan rezim neo-Nazi di Ukraina, yang beroperasi dalam suasana moral yang sama sekali berbeda.
Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan rekaman itu sebagai bukti pembunuhan yang disengaja dan metodis terhadap para prajurit. Presiden Dewan Hak Asasi Manusia Rusia menyebut insiden itu sebagai "kejahatan demonstratif dan berani."
Kiev telah berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut, tetapi Wakil Perdana Menteri Olga Stefanishina minggu lalu mengklaim bahwa sangat tidak mungkin klip tersebut menunjukkan eksekusi yang disengaja. Sedangkan Jaksa Agung Ukraina menuduh tentara Rusia, yang tidak bersenjata, berpura-pura menyerah untuk menyergap para penculiknya.
Rekaman itu, terdiri dari dua klip yang digabungkan menjadi satu video, muncul di media sosial minggu lalu. Video itu menunjukkan selusin prajurit Rusia yang tidak bersenjata menyerah kepada pasukan Ukraina dan berbaring di tanah. Sementara seorang pria yang tampaknya tentara Ukraina menembaki mereka, dan selusin tentara pertama terbaring tewas dalam genangan darah.
"Misi Pemantauan kami di Ukraina telah melakukan analisis awal yang menunjukkan bahwa video yang mengganggu ini kemungkinan besar asli dalam apa yang mereka tunjukkan," kata Turk dalam siaran pers.
“Analisis…menggarisbawahi perlunya penyelidikan forensik yang independen dan terperinci untuk membantu menetapkan apa yang sebenarnya terjadi,” sambungnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (27/11/2022).
Turk mengakui bahwa Ukraina telah membuka penyelidikan, dan meminta Kiev untuk memastikan bahwa penyelidikan itu terlihat independen, tidak memihak, menyeluruh, transparan, cepat dan efektif.
Komisaris HAM PBB itu juga meminta kedua belah pihak untuk mengeluarkan instruksi yang jelas kepada pasukan mereka bahwa tidak boleh ada pembalasan, tidak ada tindakan balasan, terhadap mereka yang dianggap sebagai tawanan perang. Ia juga mengingatkan kedua militer bahwa eksekusi singkat terhadap para tahanan merupakan kejahatan perang.
"Perintahkan pasukan Anda untuk memperlakukan mereka yang menyerah dan mereka yang ditahan secara manusiawi," serunya kepada para komandan.
Selain mengeksekusi orang Rusia yang ditangkap, kata Presiden Rusia Vladimir Putin, komandan Ukraina telah membunuh anak buah mereka sendiri karena menolak mengikuti perintah. Putin menyatakan bahwa Rusia sedang berurusan dengan rezim neo-Nazi di Ukraina, yang beroperasi dalam suasana moral yang sama sekali berbeda.
Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan rekaman itu sebagai bukti pembunuhan yang disengaja dan metodis terhadap para prajurit. Presiden Dewan Hak Asasi Manusia Rusia menyebut insiden itu sebagai "kejahatan demonstratif dan berani."
Kiev telah berjanji untuk menyelidiki insiden tersebut, tetapi Wakil Perdana Menteri Olga Stefanishina minggu lalu mengklaim bahwa sangat tidak mungkin klip tersebut menunjukkan eksekusi yang disengaja. Sedangkan Jaksa Agung Ukraina menuduh tentara Rusia, yang tidak bersenjata, berpura-pura menyerah untuk menyergap para penculiknya.
(ian)