AS Pantau Dugaan Ukraina Eksekusi Lebih dari 10 Tawanan Perang Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengatakan sedang memantau dugaan tentara Ukraina mengeksekusi lebih dari 10 tawanan perang Rusia . Para tawanan diduga dieksekusi dengan tembakan di kepala.
Washington menegaskan bahwa semua pihak harus menghadapi konsekuensi jika mereka melakukan pelanggaran dalam konflik Rusia-Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat pekan lalu mengecam Kiev setelah video yang beredar di media sosial menunjukkan tentara Ukraina diduga mengeksekusi secara brutal lebih dari 10 tawanan perang Moskow.
"Kami jelas melacaknya dengan sangat cermat," kata Beth Van Schaack, Duta Besar AS untuk Peradilan Pidana Global, kepada wartawan saat konferensi telepon, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/11/2022).
"Sangat penting untuk menekankan bahwa hukum perang berlaku untuk semua pihak secara setara: baik negara agresor maupun negara pembela dan ini dalam ukuran yang sama," ujarnya.
"Semua pihak yang berkonflik harus mematuhi hukum internasional atau menghadapi akibatnya," paparnya.
Video yang beredar menunjukkan apa yang tampak seperti beberap tentara Rusia yang tergeletak di tanah setelah tampaknya menyerah. Kemudian tembakan otomatis terdengar dan video menunjukkan sekitar 12 mayat.
Pemerintah Ukraina mengatakan akan menyelidiki insiden tersebut. Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan video itu tampaknya menunjukkan "penangkapan bertahap" di mana pasukan Rusia tidak benar-benar menyerah.
Moskow telah dituduh melakukan banyak kejahatan perang sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari, termasuk dengan mengoperasikan sistem yang disebut kamp penyaringan untuk memindahkan warga Ukraina di wilayah yang diduduki ke Rusia.
Rusia telah membantah tuduhan tersebut dan menuduh balik Ukraina dan para pendukungnya di Barat mengarang klaim tersebut.
Van Schaack mengatakan skala kriminalitas yang diperlihatkan oleh pasukan Rusia sangat besar dibandingkan dengan tuduhan terhadap pasukan Ukraina, dan mencatat bahwa kedua belah pihak menanggapi secara berbeda ketika tuduhan kekejaman muncul.
"Rusia pasti menanggapi dengan propaganda, penyangkalan, mis- dan dis-informasi, sedangkan otoritas Ukraina secara umum mengakui pelanggaran dan mengecamnya dan telah berjanji untuk menyelidikinya."
Lihat Juga: Khawatir Trump Menang, NATO Ingatkan AS Tidak Mengulangi Kesalahan seperti Perang Dunia I
Washington menegaskan bahwa semua pihak harus menghadapi konsekuensi jika mereka melakukan pelanggaran dalam konflik Rusia-Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat pekan lalu mengecam Kiev setelah video yang beredar di media sosial menunjukkan tentara Ukraina diduga mengeksekusi secara brutal lebih dari 10 tawanan perang Moskow.
"Kami jelas melacaknya dengan sangat cermat," kata Beth Van Schaack, Duta Besar AS untuk Peradilan Pidana Global, kepada wartawan saat konferensi telepon, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/11/2022).
"Sangat penting untuk menekankan bahwa hukum perang berlaku untuk semua pihak secara setara: baik negara agresor maupun negara pembela dan ini dalam ukuran yang sama," ujarnya.
"Semua pihak yang berkonflik harus mematuhi hukum internasional atau menghadapi akibatnya," paparnya.
Video yang beredar menunjukkan apa yang tampak seperti beberap tentara Rusia yang tergeletak di tanah setelah tampaknya menyerah. Kemudian tembakan otomatis terdengar dan video menunjukkan sekitar 12 mayat.
Pemerintah Ukraina mengatakan akan menyelidiki insiden tersebut. Komisaris Hak Asasi Manusia Ukraina Dmytro Lubinets mengatakan video itu tampaknya menunjukkan "penangkapan bertahap" di mana pasukan Rusia tidak benar-benar menyerah.
Moskow telah dituduh melakukan banyak kejahatan perang sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari, termasuk dengan mengoperasikan sistem yang disebut kamp penyaringan untuk memindahkan warga Ukraina di wilayah yang diduduki ke Rusia.
Rusia telah membantah tuduhan tersebut dan menuduh balik Ukraina dan para pendukungnya di Barat mengarang klaim tersebut.
Van Schaack mengatakan skala kriminalitas yang diperlihatkan oleh pasukan Rusia sangat besar dibandingkan dengan tuduhan terhadap pasukan Ukraina, dan mencatat bahwa kedua belah pihak menanggapi secara berbeda ketika tuduhan kekejaman muncul.
"Rusia pasti menanggapi dengan propaganda, penyangkalan, mis- dan dis-informasi, sedangkan otoritas Ukraina secara umum mengakui pelanggaran dan mengecamnya dan telah berjanji untuk menyelidikinya."
Lihat Juga: Khawatir Trump Menang, NATO Ingatkan AS Tidak Mengulangi Kesalahan seperti Perang Dunia I
(min)