Taiwan Anggarkan Rp442,6 Triliun untuk Emisi Nol Bersih
loading...
A
A
A
TAIPEI - Pemerintah Taiwan berkomitmen serius dalam melakukan transisi energi menuju emisi nol bersih (net-zero transition) dengan target jangka panjang hingga 2050.
Dengan segala keterbatasannya terutama karena faktor politik, Taiwan tetap berupaya keras untuk mengajak komunitas internasional dalam bekerja sama dalam memenuhi target pengurasan emisi global di bawah Perjanjian Iklim Paris.
Bagi Taiwan, menjaga kelestarian lingkungan dan meraih daya saing sama pentingnya. Semua ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi swasta, menciptakan lapangan kerja hijau, mencapai otonomi energi dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Menteri Lingkungan Hidup Taiwan, Chang Tzi-chin (berdiri) saat menerima wartawan dalam program Ministry of Foreign Affairs Republic of China (Taiwan), Tentative Program for International Press Group on Taiwan’s Political and Economic Development III di Taipei pada 13-19 November 2022.
Di sini, pemerintah Taiwan telah membuat landasan tata kelola dan strategi transisi yang kompetitif, berkelanjutan, tangguh, dan aman.
Saat ini gerakan transisi ke arah emisi nol bersih memang telah menjadi tren dalam komunitas internasional.
Setidaknya sudah ada 136 negara di seluruh dunia yang telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih. Pemanasan global menjadi tantangan tersendiri. Karena dalam 20 tahun terakhir, kenaikan suhu global rata-rata tumbuh 1,5 derajat celcius per tahun.
Sejak 2005, PDB Taiwan telah meningkat sebesar 79%, sedangkan intensitas emisi GRK (CO2e/GDP) menurun sebesar 45%.
Data dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil di Taiwan tidak berubah selama 14 tahun terakhir. Dimana, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan Taiwan adalah 0,1%.
Angka ini lebih baik dari sejumlah negara tetangga seperti Korea (1,8%) dan Singapura (1,8%). Adapun pertumbuhan emisi di China mencapai 4,4%, dan sebaliknya Jepang (-0,7%).
Dengan segala keterbatasannya terutama karena faktor politik, Taiwan tetap berupaya keras untuk mengajak komunitas internasional dalam bekerja sama dalam memenuhi target pengurasan emisi global di bawah Perjanjian Iklim Paris.
Bagi Taiwan, menjaga kelestarian lingkungan dan meraih daya saing sama pentingnya. Semua ditujukan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mendorong investasi swasta, menciptakan lapangan kerja hijau, mencapai otonomi energi dan meningkatkan kesejahteraan sosial.
Menteri Lingkungan Hidup Taiwan, Chang Tzi-chin (berdiri) saat menerima wartawan dalam program Ministry of Foreign Affairs Republic of China (Taiwan), Tentative Program for International Press Group on Taiwan’s Political and Economic Development III di Taipei pada 13-19 November 2022.
Di sini, pemerintah Taiwan telah membuat landasan tata kelola dan strategi transisi yang kompetitif, berkelanjutan, tangguh, dan aman.
Saat ini gerakan transisi ke arah emisi nol bersih memang telah menjadi tren dalam komunitas internasional.
Setidaknya sudah ada 136 negara di seluruh dunia yang telah berkomitmen untuk mencapai emisi nol bersih. Pemanasan global menjadi tantangan tersendiri. Karena dalam 20 tahun terakhir, kenaikan suhu global rata-rata tumbuh 1,5 derajat celcius per tahun.
Sejak 2005, PDB Taiwan telah meningkat sebesar 79%, sedangkan intensitas emisi GRK (CO2e/GDP) menurun sebesar 45%.
Data dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil di Taiwan tidak berubah selama 14 tahun terakhir. Dimana, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan Taiwan adalah 0,1%.
Angka ini lebih baik dari sejumlah negara tetangga seperti Korea (1,8%) dan Singapura (1,8%). Adapun pertumbuhan emisi di China mencapai 4,4%, dan sebaliknya Jepang (-0,7%).