Ukraina Dihujani 70 Rudal Jelajah Rusia dalam Sehari, Zelensky Mengadu ke PBB
loading...
A
A
A
KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengadukan tindakan Rusia kepada Dewan Keamanan (DK) PBB pada Rabu sore waktu New York atau Kamis (24/11/2022) WIB.
Dia mengajukan aduan setelah sekitar 70 rudal jelajah Moskow menghujani berbagai kota di Ukraina dalam sehari pada Rabu.
Ukraina telah meminta pertemuan dadakan DK PBB setelah serangan besar-besaran pasukan Moskow yang telah menyebabkan pemadaman listrik di Moldova.
Dalam pidato melalui tautan video untuk DK PBB, Zelensky menyerukan pencabutan hak veto yang dimiliki Rusia.
"Sebuah negara teroris tidak dapat mengambil bagian dalam pemungutan suara apa pun mengenai agresi dan terornya. Itu adalah jalan ke mana-mana," katanya Zelensky, yang menggunakan sebutan Rusia sebagai negara teroris, sebagaimana dikutip kantor berita TASS.
"Langkah-langkah ini, akan memulihkan keadilan di dalam struktur PBB," lanjut Zelensky.
Dia juga meminta DK PBB mengeluarkan resolusi yang mengutuk segala bentuk "terorisme energi".
Lebih lanjut, Zelensky mengulangi permintaannya untuk pasokan sistem pertahanan udara guna melindungi Ukraina.
"Kami meminta mitra kami untuk mempertahankan langit kami," katanya. “Kami membutuhkan sistem pertahanan udara dan rudal yang efektif dan canggih. Dan saya berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu.”
Sebelum menyampaikan pidato aduan ke DK PBB, pemimpin Ukraina menulis serangkaian tweet yang mengecam serangan rudal besar-besaran Rusia. Tweet Zelensky juga menginstruksikan duta besar negaranya untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, agar meminta pertemuan dadakan.
"Pembunuhan warga sipil, perusakan infrastruktur sipil adalah tindakan teror. Ukraina terus menuntut tanggapan tegas dari komunitas internasional atas kejahatan ini," tulis Zelensky.
Dalam sepucuk surat kepada presiden Dewan DK PBB, yang dilihat oleh AFP, Kyslytsya menulis bahwa Rusia telah melakukan tindakan teror lainnya terhadap penduduk sipil Ukraina dengan serangan besar-besaran hari Rabu.
Rentetan serangan udara tersebut menghantam jaringan listrik Ukraina yang sudah rusak, menyebabkan beberapa orang tewas dan memutus tiga pembangkit listrik tenaga nuklir dari jaringan listrik.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menembakkan sekitar 70 rudal jelajah—sebelumnya dilaporkan sekitar 65 rudal jelajah—ke sasaran di seluruh negeri dan juga mengerahkan drone penyerang.
Dia mengajukan aduan setelah sekitar 70 rudal jelajah Moskow menghujani berbagai kota di Ukraina dalam sehari pada Rabu.
Ukraina telah meminta pertemuan dadakan DK PBB setelah serangan besar-besaran pasukan Moskow yang telah menyebabkan pemadaman listrik di Moldova.
Dalam pidato melalui tautan video untuk DK PBB, Zelensky menyerukan pencabutan hak veto yang dimiliki Rusia.
"Sebuah negara teroris tidak dapat mengambil bagian dalam pemungutan suara apa pun mengenai agresi dan terornya. Itu adalah jalan ke mana-mana," katanya Zelensky, yang menggunakan sebutan Rusia sebagai negara teroris, sebagaimana dikutip kantor berita TASS.
"Langkah-langkah ini, akan memulihkan keadilan di dalam struktur PBB," lanjut Zelensky.
Dia juga meminta DK PBB mengeluarkan resolusi yang mengutuk segala bentuk "terorisme energi".
Lebih lanjut, Zelensky mengulangi permintaannya untuk pasokan sistem pertahanan udara guna melindungi Ukraina.
"Kami meminta mitra kami untuk mempertahankan langit kami," katanya. “Kami membutuhkan sistem pertahanan udara dan rudal yang efektif dan canggih. Dan saya berterima kasih kepada semua orang yang telah membantu.”
Sebelum menyampaikan pidato aduan ke DK PBB, pemimpin Ukraina menulis serangkaian tweet yang mengecam serangan rudal besar-besaran Rusia. Tweet Zelensky juga menginstruksikan duta besar negaranya untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, agar meminta pertemuan dadakan.
"Pembunuhan warga sipil, perusakan infrastruktur sipil adalah tindakan teror. Ukraina terus menuntut tanggapan tegas dari komunitas internasional atas kejahatan ini," tulis Zelensky.
Dalam sepucuk surat kepada presiden Dewan DK PBB, yang dilihat oleh AFP, Kyslytsya menulis bahwa Rusia telah melakukan tindakan teror lainnya terhadap penduduk sipil Ukraina dengan serangan besar-besaran hari Rabu.
Rentetan serangan udara tersebut menghantam jaringan listrik Ukraina yang sudah rusak, menyebabkan beberapa orang tewas dan memutus tiga pembangkit listrik tenaga nuklir dari jaringan listrik.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menembakkan sekitar 70 rudal jelajah—sebelumnya dilaporkan sekitar 65 rudal jelajah—ke sasaran di seluruh negeri dan juga mengerahkan drone penyerang.
(min)