Sosok Adnan Oktar, Pemimpin Kultus Seks Turki yang Dihukum Penjara 8658 Tahun

Jum'at, 18 November 2022 - 22:21 WIB
loading...
Sosok Adnan Oktar, Pemimpin Kultus Seks Turki yang Dihukum Penjara 8658 Tahun
Adnan Oktar, televangelist dan pemimpin kultus seks di Turki, dijatuhi hukuman penjara 8655 tahun. Foto/Isa Terli
A A A
ANKARA - Adnan Oktar , seorang televangelist dan pemimpin kultus seks di Turki , telah dijatuhi hukuman penjara 8655 tahun atas tuduhan berbagai kejahatan yang mengganggu. Sosoknya terkenal di Indonesia sebagai penulis dengan nama pena Harun Yahya .

Sebelum kasusnya mencuat, Oktar kerap tampil sebagai pembawa acara program televisi Turki yang mengkhotbahkan kreasionisme dan nilai-nilai konservatif sambil dikelilingi para wanita berpakaian minim yang dia sebut “kittens" atau "anak-anak kucing".

Tahun lalu, pria berusia 66 tahun itu dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara atas berbagai kejahatan termasuk penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan dan percobaan spionase politik dan militer, sebelum keputusan itu dibatalkan oleh pengadilan tinggi.



Namun, persidangan ulang di pengadilan pidana tinggi Istanbul pada Kamis menjatuhkan hukuman 8658 tahun penjara kepada Oktar atas beberapa tuduhan, termasuk pelecehan seksual dan merampas kebebasan seseorang.

Pengadilan juga menghukum 10 terdakwa lainnya masing-masing 8658 tahun penjara.

Oktar dilaporkan media lokal menyambut baik hukuman tersebut, dengan mengatakan itu adalah "kehendak Tuhan".

“Kami memiliki kepercayaan penuh pada negara kami,” katanya kepada media lokal, seperti dikutip news.com.au, Jumat (18/11/2022).

“Kami senang dengan keputusan itu. Tuhan membuat keputusan. Ada hari-hari baik dalam hidup kita. Islam akan mendominasi dunia. Turki juga akan menjadi negara yang indah. Semoga keputusannya bermanfaat," paparnya.

Selama musyawarah sebelumnya di pengadilan, televangelist itu mengatakan kepada hakim bahwa dia memiliki hampir 1.000 pacar karena "cinta yang meluap-luap di hati saya untuk wanita".

Pada kesempatan lain, dia menggambarkan dirinya sebagai "sangat kuat".

Oktar—dan gaya hidupnya yang termasyhur—meraih ketenaran atau pun keburukan di Turki pada 1990-an ketika sekte agama yang dipimpinnya terlibat dalam skandal seks.

Oktar menjadi terkenal karena program-programnya di saluran televisi online A9, yan sering dikecam oleh elite agama Turki.

Dalam tindakan keras besar-besaran terhadap kelompoknya, dia ditahan di Istanbul pada 2018 setelah serangkaian penggerebekan polisi sebagai bagian dari penyelidikan oleh unit kejahatan keuangan polisi kota.

Selama persidangannya, seorang wanita mengatakan kepada pengadilan bahwa Oktar berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan orang lain, menuduh dia telah memerkosa seorang wanita dan memaksa mereka untuk meminum pil kontrasepsi.

Penggerebekan menemukan sekitar 69.000 pil kontrasepsi di rumahnya, dan ketika ditanyai, Oktar mengeklaim bahwa pil itu digunakan untuk perawatan kulit dan ketidakteraturan menstruasi.

Sosok Adnan Oktar

Adnan Oktar, yang lahir 2 Februari 1956, terkenal di Indonensia sebagai penulis dengan nama pena Harun Yahya. Nama pena itu diambil dari nama Nabi Harun dan Nabi Yahya.

Sebagai kreasionis, dia mencitrakan diri sebagai penentang teori evolusi; Darwinisme, yang dianggapnya sebagai sumber terorisme.

Oktar, sebelum tersandung masalah hukum, menjalankan dua organisasi yakni Bilim Arastirma Vakfi atau BAV yang didirikan tahun 1990 dan Milli Degerleri Koruma Vakfi.

Di BAV, Oktar tercatat sebagai Presiden Kehormatan. Organisasi ini bertujuan mempromosikan kreasionisme.

Sedangkan Milli Degerleri Koruma Vakfi didirikan pada tahun 1995, yang bertujuan mempromosikan nasionalisme Turki.

Oktar menganut kreasionisme Bumi tua. Dia juga anti-Zionis dan anti-Mason, yang dianggapnya sebagai dua gerakan yang saling terkait.

Dia menolak tuduhan sebagai sosok anti-Semit, dan mengeklaim bahwa paham tersebut berakar pada kekafiran dan Darwinisme. Dia juga dianggap sebagai seorang penyangkal Holocaust berdasarkan bukunya "Soykirim Yalani". Namun dalam wawancara dengan The Guardian tahun 2007, Oktar menyangkal sebagai penulis buku tersebut.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)