Taliban Larang Wanita Afghanistan Masuk Taman Hiburan di Kabul

Kamis, 10 November 2022 - 16:21 WIB
loading...
Taliban Larang Wanita Afghanistan Masuk Taman Hiburan di Kabul
Taliban melarang wanita Afghanistan masuk taman hiburan di Kabul. Foto/France 24
A A A
KABUL - Taliban telah melarang perempuan Afghanistan memasuki taman umum dan pasar malam ibu kota. Larangan ini dikeluarkan hanya beberapa bulan setelah memerintahkan pemisahan akses berdasarkan jenis kelamin.

Aturan baru, yang diperkenalkan minggu ini, semakin menekan perempuan Afghanistan keluar dari ruang publik yang semakin menyusut. Sebelumnya mereka dilarang bepergian tanpa pendamping laki-laki dan dipaksa mengenakan jilbab atau burqa setiap kali keluar rumah.

Sekolah untuk gadis remaja juga telah ditutup selama lebih dari setahun di sebagian besar wilayah negara itu.

"Selama 15 bulan terakhir, kami mencoba yang terbaik untuk mengatur dan menyelesaikannya - dan bahkan menentukan hari-harinya," ujar juru bicara Kementerian Pencegahan Kejahatan dan Promosi Kebajikan, Mohammad Akif Sadeq Mohajir.

"Tapi tetap saja, di beberapa tempat -- pada kenyataannya, kita harus mengatakan di banyak tempat -- aturan itu dilanggar," katanya kepada AFP Rabu malam.

"Ada percampuran (laki-laki dan perempuan), hijab tidak diperhatikan, makanya diambil keputusan untuk saat ini," imbuhnya seperti dikutip dari France 24, Kamis (10/11/2022).



Berita itu disambut dengan kekecewaan oleh perempuan dan operator taman yang banyak berinvestasi dalam mengembangkan fasilitas.

"Tidak ada sekolah, tidak ada pekerjaan...setidaknya kita harus memiliki tempat untuk bersenang-senang," kata seorang ibu, yang meminta untuk diidentifikasi hanya sebagai Wahida, ketika dia melihat anak-anaknya bermain di taman melalui jendela sebuah restoran.

"Kami hanya bosan dan muak berada di rumah sepanjang hari, pikiran kami lelah," katanya kepada AFP.

Di meja sebelah, Raihana (21), yang sedang belajar hukum Islam di universitas, berbagi kekecewaannya setelah tiba di taman untuk menghabiskan hari bersama saudara perempuannya.

"Kami sangat senang...kami bosan tinggal di rumah," akunya.

"Jelas, dalam Islam, diperbolehkan untuk pergi keluar dan mengunjungi taman. Ketika Anda tidak memiliki kebebasan di negara Anda sendiri, lalu apa artinya tinggal di sini?" tanyanya.

Beberapa kilometer jauhnya, bianglala dan sebagian besar wahana lainnya di Taman Zazai - yang menawarkan pemandangan kota yang spektakuler - tiba-tiba berhenti karena sepinya bisnis.



Sebelum larangan itu pada minggu ini, taman hiburan itu bisa menampung ratusan pengunjung pada hari-hari ketika wanita membawa anak-anak mereka untuk pertemuan keluarga.

Pada hari Jumat dan hari libur, lebih banyak lagi yang akan datang berduyun-duyun ke taman yang menjadi salah satu dari sedikit atraksi di kota.

Pada hari Rabu, hanya segelintir pria yang berkeliaran dengan santai di kompleks itu.

Habib Jan Zazai, salah satu pengembang kompleks tersebut, khawatir dia mungkin harus menutup bisnis yang telah dia investasikan USD11 juta, dan mempekerjakan lebih dari 250 orang.

"Tanpa perempuan, anak-anak tidak akan datang sendiri," katanya kepada AFP.

Dia memperingatkan larangan semacam itu akan menghambat investasi oleh orang asing atau warga Afghanistan yang tinggal di luar negeri, serta berdampak pada pengumpulan pendapatan.



"Pemerintah dijalankan oleh pajak. Jika investor tidak membayar pajak, lalu bagaimana mereka bisa berjalan?" ujarnya.

Mohammad Tamim (20), asyik menyeruput teh di taman saat berkunjung dari Kandahar, tempat dia mengajar di sebuah madrasah. Ia menyebut larangan itu sebagai "berita buruk".

"Setiap manusia secara psikologis perlu dihibur," ucapnya.

"(Umat) Muslim perlu dihibur - terutama setelah 20 tahun perang," ia menambahkan.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1686 seconds (0.1#10.140)