Jenderal Israel Akui Penggunaan Drone Bersenjata di Gaza, Iran, dan Sudan
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel pada Rabu (9/11/2022) menggambarkan apa yang telah menjadi rahasia umum selama dua dekade.
Petinggi militer Israel Brigjen Neri Horowitz menyatakan Israel telah menggunakan pesawat tak berawak tidak hanya untuk pengawasan tetapi juga dalam serangan di dalam negeri, terhadap gerilyawan Palestina di Gaza, dan mungkin menargetkan sejauh Iran atau Sudan.
Sensor Israel pada Juli mengizinkan publikasi informasi tentang drone bersenjata.
Kepala korps artileri Israel yang menjalankan drone bersama dengan Angkatan Udara menggunakan pidatonya di forum industri untuk memberikan apa yang dia gambarkan sebagai pengakuan publik pertama dari angkatan bersenjata tentang pesawat tanpa pilot.
Dia sebelumnya hanya bisa memberikan petunjuk. “Hari ini saya dapat membicarakan hal ini secara terbuka,” ujar Brigjen Neri Horowitz pada konferensi tahunan UVID DroneTech yang diselenggarakan majalah Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Dia mengatakan drone bersenjata tidak hanya memberi Israel daya tembak tambahan, tetapi juga memungkinkan, dalam satu platform, untuk deteksi dan serangan cepat terhadap target, seperti kru roket Gaza sebelum mereka dapat melakukan peluncuran.
Dia mengungkapkan ketika gerilyawan jihad dari Mesir menerobos perbatasan ke Israel selatan dengan kendaraan lapis baja yang dibajak pada Mei 2012, mereka dihancurkan dalam serangan pesawat tak berawak.
Menampilkan rekaman pasukan Ukraina menggunakan drone untuk memandu penembakan terhadap pasukan Rusia yang menyerang, dia berkata, “Kami memiliki aplikasi yang sama di sini.”
“Israel memperluas pasukan pesawat tak berawaknya, yang personelnya 30% perempuan,” ujar Horowitz.
Dia menambahkan korps artileri mengganti lambang meriamnya dengan lingkaran konsentris yang mewakili penggabungan platform udara.
Pada konferensi yang sama, Komandan pangkalan udara Palmachin Brigjen Omri Dor mengatakan drone sekarang menyumbang 80% dari jam terbang operasional militer Israel.
Namun produsen drone bersenjata tetap dilarang mengiklankannya dan tidak satu pun dari mereka termasuk di antara model yang dipamerkan di konferensi tersebut.
“Ada masalah keamanan informasi,” jelas perwakilan penjualan salah satu perusahaan, Elbit.
Dalam pidato terpisah, Menteri Ekonomi Israel Orna Barbivai mengatakan ekspor drone populer di luar negeri, termasuk di antara negara-negara Arab yang semakin dekat dengan Israel sejak 2020.
Dia tidak merinci apakah ekspor tersebut termasuk drone bersenjata.
Petinggi militer Israel Brigjen Neri Horowitz menyatakan Israel telah menggunakan pesawat tak berawak tidak hanya untuk pengawasan tetapi juga dalam serangan di dalam negeri, terhadap gerilyawan Palestina di Gaza, dan mungkin menargetkan sejauh Iran atau Sudan.
Sensor Israel pada Juli mengizinkan publikasi informasi tentang drone bersenjata.
Kepala korps artileri Israel yang menjalankan drone bersama dengan Angkatan Udara menggunakan pidatonya di forum industri untuk memberikan apa yang dia gambarkan sebagai pengakuan publik pertama dari angkatan bersenjata tentang pesawat tanpa pilot.
Dia sebelumnya hanya bisa memberikan petunjuk. “Hari ini saya dapat membicarakan hal ini secara terbuka,” ujar Brigjen Neri Horowitz pada konferensi tahunan UVID DroneTech yang diselenggarakan majalah Pertahanan Israel di Tel Aviv.
Dia mengatakan drone bersenjata tidak hanya memberi Israel daya tembak tambahan, tetapi juga memungkinkan, dalam satu platform, untuk deteksi dan serangan cepat terhadap target, seperti kru roket Gaza sebelum mereka dapat melakukan peluncuran.
Dia mengungkapkan ketika gerilyawan jihad dari Mesir menerobos perbatasan ke Israel selatan dengan kendaraan lapis baja yang dibajak pada Mei 2012, mereka dihancurkan dalam serangan pesawat tak berawak.
Menampilkan rekaman pasukan Ukraina menggunakan drone untuk memandu penembakan terhadap pasukan Rusia yang menyerang, dia berkata, “Kami memiliki aplikasi yang sama di sini.”
“Israel memperluas pasukan pesawat tak berawaknya, yang personelnya 30% perempuan,” ujar Horowitz.
Dia menambahkan korps artileri mengganti lambang meriamnya dengan lingkaran konsentris yang mewakili penggabungan platform udara.
Pada konferensi yang sama, Komandan pangkalan udara Palmachin Brigjen Omri Dor mengatakan drone sekarang menyumbang 80% dari jam terbang operasional militer Israel.
Namun produsen drone bersenjata tetap dilarang mengiklankannya dan tidak satu pun dari mereka termasuk di antara model yang dipamerkan di konferensi tersebut.
“Ada masalah keamanan informasi,” jelas perwakilan penjualan salah satu perusahaan, Elbit.
Dalam pidato terpisah, Menteri Ekonomi Israel Orna Barbivai mengatakan ekspor drone populer di luar negeri, termasuk di antara negara-negara Arab yang semakin dekat dengan Israel sejak 2020.
Dia tidak merinci apakah ekspor tersebut termasuk drone bersenjata.
(sya)