WHO Nyatakan Wabah Bubonic di China Tidak Berisiko Tinggi

Selasa, 07 Juli 2020 - 20:52 WIB
loading...
WHO Nyatakan Wabah Bubonic di China Tidak Berisiko Tinggi
WHO menyatakan wabah Bubonic atau pes di China tidak berisiko tinggi. Foto/Yahoo
A A A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia, WHO , menyatakan wabah Bubonic atau pes di China tengah ditangani dengan baik dan tidak berisiko tinggi.

Pemerintah di kota Bayan Nur, Mongolia Dalam di wilayah China mengeluarkan peringatan pada hari Minggu, satu hari setelah sebuah rumah sakit melaporkan sebuah kasus yang diduga sebagai wabah pes.

Laporan ini mengikuti empat kasus wabah yang dilaporkan terjadi pada warga di sana November lalu, termasuk dua wabah pneumonia, varian yang lebih mematikan. (Baca: Covid-19 Belum Reda, Muncul Wabah Bubonic di China )

"Kami sedang memantau wabah di China, kami menyaksikannya dengan seksama dan dalam kemitraan dengan pemerintah China dan pemerintah Mongolia," kata juru bicara WHO Margaret Harris dalam jumpa pers PBB di Jenewa.

"Kami sedang mencari jumlah kasus di China. (Kasus) ini ditangani dengan baik," imbuhnya.

"Wabah pes telah menyertai kita dan selalu bersama kita, selama berabad-abad," ujarnya.

"Saat ini kita tidak menganggapnya berisiko tinggi," tukasnya seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (7/7/2020).

Wabah pes, yang dikenal sebagai Black Death pada Abad Pertengahan, adalah penyakit yang sangat menular dan sering berakibat fatal. Penyakit ini sebagian besar disebarkan oleh tikus.

Meskipun wabah ini jarang terjadi di China dan dapat diobati, namun menurut Komisi Kesehatan Nasional China setidaknya lima orang telah meninggal sejak 2014.

Badan Kesehatan PBB mengatakan telah diberitahu oleh China pada hari Senin tentang kasus wabah pes di Mongolia Dalam.

"Wabah jarang terjadi, biasanya ditemukan di wilayah geografis tertentu di seluruh dunia di mana wabah itu masih endemik," kata badan PBB tersebut, seraya menambahkan bahwa kasus wabah sporadis telah dilaporkan di China selama 10 tahun terakhir.

"Wabah pes adalah bentuk yang paling umum dan ditularkan antara hewan dan manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi dan kontak langsung dengan karkas hewan kecil yang terinfeksi. Tidak mudah menular antar manusia," sambung WHO.

Pria yang terinfeksi di Mongolia Dalam itu dalam kondisi stabil di sebuah rumah sakit di Bayannur, komisi kesehatan kota mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Kantor Berita Xinhua mengatakan di tetangganya Mongolia, kasus lain yang diduga pes, menyerang seorang bocah lelaki berusia 15 tahun yang menderita demam setelah makan marmut yang diburu oleh seekor anjing, dilaporkan pada hari Senin.
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1502 seconds (0.1#10.140)