Kisah Pembantaian dan Terusirnya Suku Indian di Tanah Amerika
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Suku Indian atau sering disebut sebagai Penduduk Asli Amerika adalah mereka yang menjadi pemukim pertama Amerika Utara yang datang dari Asia lebih dari 20.000 tahun lalu.
Pada abad ke-16, orang Eropa tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Karena mengira tiba di India atau asia, mereka secara keliru menyebut penduduk asli itu menjadi “orang India". Oleh karena itu, penduduk asli Benua Amerika tersebut dikenal dengan nama "Suku Indian".
Pembantaian sekitar 300 pria, wanita, dan anak-anak Lakota oleh pasukan Angkatan Darat AS pada tahun 1890, menandai peristiwa tragis selama beberapa dekade dari konfrontasi antara Amerika Serikat dengan suku Indian.
Sepanjang tahun 1890, orang-orang Lakota atau Suku Indian ini mengalami kekeringan dan wabah campak, batuk rejan, dan influenza. Di tengah kondisi yang sulit, orang-orang Lakota juga mendapat tekanan dari pemerintahan kulit putih yang menduduki Amerika Serikat.
Namun, di tengah kondisi sulit, mereka tidak tinggal diam. Orang Lakota mulai menginisiasi untuk melancarkan serangan lewat hal yang unik. Hal unik tersebut yaitu, Ghost Dance atau Tarian Hantu yang meresahkan orang-orang kulit putih.
Gerakan Ghost Dance yang pertama kali muncul di Nevada sekitar pada tahun 1870, mendapatkan popularitas di kalangan Lakota setelah kebangkitannya pada tahun 1889 oleh tokoh keagamaan, Paiute Wovoka.
Saat gerakan Ghost Dance menyebar, para kolonis kulit putih yang ketakutan, percaya bahwa itu adalah awal dari pemberontakan bersenjata. Mereka menggambarkan bahwa orang Indian atau Lakota menari di salju dengan liar dan juga gila.
Pemerintah akhirnya mengeluarkan larangan melakukan tarian tersebut dan mengerahkan pasukan bersenjata Angkatan Darat AS menuju Dakota, permukiman orang Lakota. Di tepi Wounded Knee, kavaleri bersenjata mengangkat moncong senjatanya.
Pada abad ke-16, orang Eropa tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Karena mengira tiba di India atau asia, mereka secara keliru menyebut penduduk asli itu menjadi “orang India". Oleh karena itu, penduduk asli Benua Amerika tersebut dikenal dengan nama "Suku Indian".
Pembantaian sekitar 300 pria, wanita, dan anak-anak Lakota oleh pasukan Angkatan Darat AS pada tahun 1890, menandai peristiwa tragis selama beberapa dekade dari konfrontasi antara Amerika Serikat dengan suku Indian.
Sepanjang tahun 1890, orang-orang Lakota atau Suku Indian ini mengalami kekeringan dan wabah campak, batuk rejan, dan influenza. Di tengah kondisi yang sulit, orang-orang Lakota juga mendapat tekanan dari pemerintahan kulit putih yang menduduki Amerika Serikat.
Namun, di tengah kondisi sulit, mereka tidak tinggal diam. Orang Lakota mulai menginisiasi untuk melancarkan serangan lewat hal yang unik. Hal unik tersebut yaitu, Ghost Dance atau Tarian Hantu yang meresahkan orang-orang kulit putih.
Gerakan Ghost Dance yang pertama kali muncul di Nevada sekitar pada tahun 1870, mendapatkan popularitas di kalangan Lakota setelah kebangkitannya pada tahun 1889 oleh tokoh keagamaan, Paiute Wovoka.
Saat gerakan Ghost Dance menyebar, para kolonis kulit putih yang ketakutan, percaya bahwa itu adalah awal dari pemberontakan bersenjata. Mereka menggambarkan bahwa orang Indian atau Lakota menari di salju dengan liar dan juga gila.
Pemerintah akhirnya mengeluarkan larangan melakukan tarian tersebut dan mengerahkan pasukan bersenjata Angkatan Darat AS menuju Dakota, permukiman orang Lakota. Di tepi Wounded Knee, kavaleri bersenjata mengangkat moncong senjatanya.