Inggris Sanksi 20 Warga Arab Saudi Terkait Pembunuhan Khashoggi

Selasa, 07 Juli 2020 - 08:19 WIB
loading...
Inggris Sanksi 20 Warga...
Jurnalis pembangkang Arab Saudi, Jamal Khashoggi, yang dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Foto/Omar Shagaleh/Anadolu
A A A
LONDON - Pemerintah Inggris menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap 20 warga negara Arab Saudi terkait pembunuhan jurnalis pembangkang kerajaan, Jamal Khashoggi .

Sanksi serupa juga dijatuhkan pada individu dan organisasi dari Rusia, Myanmar, dan Korea Utara atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan pada hari Senin bahwa sanksi tersebut menargetkan mereka yang berada di belakang beberapa pelanggaran HAM yang terkenal dalam beberapa tahun terakhir."Dan ditujukan untuk menghentikan pencucian 'uang darah'," katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Selasa (7/7/2020). (Baca: Turki Adili 20 Warga Saudi Pembunuh Khashoggi Termasuk 2 Eks Ajudan MBS )

Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengonfirmasi penjatuhan sanksi terhadap 20 warga Arab Saudi. Di antara daftar nama 20 orang itu adalah Saud al-Qahtani, mantan penasihat kerajaan dan Ahmed al-Asiri, mantan wakil kepala intelijen.

Menurut laporan media Timur Tengah, tuduhan kepada keduanya dibatalkan oleh pengadilan Saudi setelah 11 tersangka diadili Desember lalu atas pembunuhan Khashoggi. Lima di antaranya dijatuhi hukuman mati.

Kementerian Luar Negeri Inggris juga mengonfirmasi penjatuhan sanksi pertama negara itu yang menargetkan 25 warga negara Rusia. Mereka dituduh terlibat dalam penganiayaan dan kematian pengacara Sergei Magnitsky.

"Hari ini pemerintah ini...mengirim pesan yang sangat jelas atas nama rakyat Inggris bahwa mereka yang berlumuran darah—para penjahat dan lalim, antek dan diktator—tidak akan bebas untuk melenggang ke negara ini untuk membeli properti di King's Road, untuk berbelanja Natal di Knightsbridge, atau terus terang untuk menyedot uang kotor melalui bank Inggris atau lembaga keuangan lainnya," kata Raab.

"Penunjukan itu juga akan mencakup mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan brutal terhadap penulis dan jurnalis Jamal Khashoggi," imbuh Raab. (Baca juga: Rekaman Audio Pembunuhan Ungkap Khashoggi Disebut Domba Kurban )

Setelah Inggris keluar dari Uni Eropa pada bulan Januari, Perdana Menteri Boris Johnson ingin membentuk peran independen baru untuk Inggris dalam urusan luar negeri dan perdagangan, dan ini adalah pertama kalinya London dapat memaksakan pembekuan aset dan larangan visa secara mandiri.

Khashoggi, jurnalis dan kolumnis Washington Post yang berusia 59 tahun, dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Para pejabat Turki mengatakan jenazahnya dipotong-potong oleh para pembunuh dan jenazahnya belum ditemukan.

Jaksa penuntut Turki menuntut 20 warga negara Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi, termasuk beberapa yang memiliki hubungan dengan Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS), penguasa de facto kerajaan.

Beberapa pemerintah Barat, serta CIA, mengatakan mereka percaya MBS memerintahkan pembunuhan itu. Namun, tuduhan itu disangkal pejabat Saudi.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Terungkap, Putra Wakil...
Terungkap, Putra Wakil Bos CIA Tewas dalam Perang Dukung Rusia Melawan Ukraina
Jenderal Senior Rusia...
Jenderal Senior Rusia Dihabisi dengan Bom Mobil, Trump: Ini Masalah Besar!
Satelit Rahasia Rusia...
Satelit Rahasia Rusia yang Diduga Terhubung Senjata Nuklir Berputar di Luar Kendali
Jenderal Tertinggi Rusia...
Jenderal Tertinggi Rusia Puji Kepahlawanan Militer Korut setelah Rebut Kembali Kursk dari Ukraina
85 Persen Insiatif Visi...
85 Persen Insiatif Visi 2030 Sudah Tercapai, Akankah Citra Saudi Berubah?
Putin dan Netanyahu...
Putin dan Netanyahu Absen di Pemakaman Paus Fransiskus, Beijing Tetap Bungkam, Kenapa?
Putin Klaim Rusia Rebut...
Putin Klaim Rusia Rebut Kembali Kursk dari Tentara Ukraina
Korea Utara Luncurkan...
Korea Utara Luncurkan Kapal Perang Perusak Berbobot 5 Ribu Ton
Presiden Filipina Marcos...
Presiden Filipina Marcos Jr Teken UU Pemakaman Islam, RS Dilarang Tahan Jenazah Muslim
Rekomendasi
Ilmuwan Temukan Olo...
Ilmuwan Temukan Olo Warna Baru yang Belum Dilihat oleh Manusia
Kronologi Kecelakaan...
Kronologi Kecelakaan di Pondok Indah Tewaskan 2 Orang
Gubernur Lemhannas Sebut...
Gubernur Lemhannas Sebut Tarif Trump Momentum Perkuat Ketahanan Ekonomi
Berita Terkini
Perempuan yang Klaim...
Perempuan yang Klaim Jadi Budak Seks Pangeran Andrew dan Epstein Tewas Bunuh Diri
8 menit yang lalu
Viral, Profesor Ini...
Viral, Profesor Ini Gunakan Drone untuk Cegah Mahasiswa Menyontek selama Ujian
30 menit yang lalu
Apa Sebenarnya Tugas...
Apa Sebenarnya Tugas Seorang Paus di Negara Terkecil di Dunia? Ternyata Ada 7
1 jam yang lalu
Presiden Palestina Mahmoud...
Presiden Palestina Mahmoud Abbas Tunjuk Calon Penggantinya setelah Berkuasa 21 Tahun
2 jam yang lalu
Gulingkan Assad, Ahmed...
Gulingkan Assad, Ahmed al-Sharaa Ingin Suriah Normalisasi Hubungan dengan Israel
3 jam yang lalu
Terancam Perang dengan...
Terancam Perang dengan India, Pakistan Siap Investigasi Netral Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir
4 jam yang lalu
Infografis
Arab Saudi Tangguhkan...
Arab Saudi Tangguhkan Visa Warga 14 Negara Termasuk Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved