Kejar Kebijakan Nol-Covid-19, China Lockdown Jutaan Orang

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 20:45 WIB
loading...
Kejar Kebijakan Nol-Covid-19,...
China lakukan tes Covid-19 massal saat negara itu mencatat 1.000 kasus dalam tiga hari berturut-turut. Foto/BBC
A A A
BEIJING - Puluhan kota di seluruh China, termasuk Wuhan yang menjadi tempat pertama kali virus Covid-19 ditemukan, telah dikunci alias lockdown saat negara itu mengejar kebijakan nol-Covid Xi Jinping.

Di seluruh negeri, sekitar 200 penguncian telah diterapkan dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar memengaruhi komunitas yang telah ditandai sebagai risiko tinggi atau sedang. Penduduk di wilayah yang berbeda tunduk pada aturan yang berbeda, tergantung pada apakah mereka berada di zona berisiko rendah, sedang atau tinggi.

Itu terjadi ketika China melaporkan hari ketiga berturut-turut lebih dari 1.000 kasus Covid-19.

Wuhan melaporkan hingga 25 infeksi baru sehari minggu ini, dengan lebih dari 200 kasus selama dua minggu terakhir. Lebih dari 800.000 orang di satu distrik Wuhan diperintahkan untuk tinggal di rumah hingga 30 Oktober.

"Kami merasa mati rasa terhadap semua itu. Kami merasa semakin mati rasa," kata seorang warga setempat kepada Reuters yang dinukil BBC, Jumat (28/10/2022).



Kota Zhengzhou, rumah bagi pabrik manufaktur iPhone terbesar di dunia, juga terpengaruh.

Sejumlah kecil karyawan dari Foxconn - produsen utama Apple - telah dipengaruhi oleh pandemi, pabrikan itu mengatakan kepada BBC. Pihak Foxconn menambahakn bahwa karyawan yang dikarantina diberi persediaan material, kenyamanan psikologis, dan feed back yang responsif. Itu datang pada periode kritis bagi Apple - yang saat ini tengah membuat iPhone 14 baru.

Awal pekan ini, sekolah tatap muka dan makan di restoran ditangguhkan di pusat China selatan Guangzhou - yang pada hari Kamis melaporkan 19 kasus virus baru. Beberapa lingkungan di kota juga tetap tunduk pada berbagai tindakan pengendalian.

Bahkan wilayah yang lebih luas seperti Tibet telah terpengaruh, setelah rekaman muncul awal pekan ini yang menunjukkan protes skala besar yang jarang terjadi terhadap tindakan ketat nol-Covid di ibu kota regional Lhasa.

Kota itu telah dikunci selama hampir tiga bulan karena memerangi virus - pejabat setempat pada hari Kamis mengatakan delapan kasus Covid baru dilaporkan di Lhasa.



Beberapa video di media sosial menunjukkan ratusan orang berdemonstrasi dan bentrok dengan polisi. Mereka dikatakan sebagian besar adalah pekerja migran etnis Han Cina. Seorang warga Lhasa mengkonfirmasi kepada BBC bahwa demonstrasi telah terjadi di kota itu pada hari Rabu.

Meskipun dipandang sebagai wabah yang relatif kecil di bagian lain dunia, China menganut kebijakan nol-Covid yang ketat, di mana pihak berwenang mencoba untuk menghapus wabah.

Awal bulan ini, Xi Jinping mengisyaratkan bahwa tidak akan ada pelonggaran kebijakan nol-Covid, menyebutnya sebagai perang rakyat untuk menghentikan penyebaran virus.

Pada 24 Oktober, sekitar 28 kota di seluruh China menerapkan beberapa tingkat tindakan penguncian, analis Nomura mengatakan kepada kantor berita Reuters, dengan sekitar 207 juta orang terkena dampak di wilayah yang bertanggung jawab atas hampir seperempat dari PDB China.

Kepatuhan terhadap kebijakan itu muncul meskipun meningkatnya kelelahan dan kemarahan publik atas penguncian dan pembatasan perjalanan. Perekonomian negara juga terpukul sebagai akibatnya - dengan PDB turun 2,6% dalam tiga bulan hingga akhir Juni dari kuartal sebelumnya.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1880 seconds (0.1#10.140)