Rusia: Ukraina Mungkin Gunakan Pemerasan Nuklir untuk Dapat Uang Barat

Jum'at, 28 Oktober 2022 - 12:56 WIB
loading...
Rusia: Ukraina Mungkin...
Prajurit Ukraina menembakkan mortir di garis depan di wilayah Kharkiv, Ukraina, 25 Oktober 2022. Foto/REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy
A A A
MOSKOW - Rusia menuding Ukraina sedang mencoba mengekstrak lebih banyak bantuan keuangan dan militer dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya dengan menggunakan "pemerasan nuklir".

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia juga mengungkap kemungkinan penggunaan bom kotor terhadap rakyatnya sendiri untuk meningkatkan krisis di Eropa Timur.

"Mungkin salah satu alasan Kiev menggunakan pemerasan nuklir adalah untuk memeras lebih banyak bantuan keuangan Barat, termasuk sejumlah besar uang yang masuk ke rekening bank mereka sendiri, dan bantuan militer untuk melindungi diri mereka sendiri, daripada rakyat Ukraina," papar juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova kepada wartawan di Moskow.



Zakharova mencatat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak NATO awal bulan ini untuk melakukan serangan nuklir pre-emptive terhadap Rusia.

Zelensky bersikeras sindirannya tentang serangan pendahuluan NATO di Rusia telah salah diterjemahkan, dan dia benar-benar bermaksud "tendangan pencegahan."

“Dia bersedia memulai konfrontasi nuklir. Sekarang presiden Ukraina mengulurkan tangannya untuk senjata nuklir. Untungnya, dia tidak memilikinya,” tegas Zakharova.



Sementara Ukraina tidak memiliki hulu ledak nuklir, Moskow menuduh pemerintah Zelensky membangun “bom kotor” dan berencana menggunakannya dalam serangan bendera palsu yang akan disalahkan pada Rusia untuk memprovokasi peningkatan keterlibatan Barat dalam konflik.

Perangkat semacam itu dapat digunakan untuk menyebarkan bahan radioaktif ke seluruh area yang ditargetkan. Ukraina dan sekutunya telah menolak klaim Rusia sebagai "tidak masuk akal."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3245 seconds (0.1#10.140)