Netanyahu Akan Pertimbangkan Pasok Senjata ke Ukraina Jika Jadi PM Israel
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pemimpin oposisi Israel Benjamin Netanyahu mengatakan akan mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Ukraina jika dia terpilih kembali sebagai Perdana Menteri (PM) Israel.
Pemimpin Partai Likud ini menjadi kandidat untuk memimpin Israel lagi dalam pemilu bulan depan.
"[Kantor] saya akan 'memeriksa'," katanya ditanya apakah Israel akan memasok senjata ke Ukraina jika dia kembali berkuasa.
Dalam wawancara dengan USA Today, dia juga akan mempertimbangkan Israel sebagai mediator damai untuk Ukraina dan Rusia.
"Kalau saya jadi perdana menteri, pertanyaan (tentang mediasi) itu agaknya akan muncul lagi," ujar Netanyahu, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (23/10/2022).
Menurut Netanyahu, Presiden Rusia Vladimir Putin dipandu oleh visinya untuk membangun kembali wilayah Rusia yang besar.
"Dan saya berharap dia berpikir dua kali tentang hal itu," katanya.
“Tapi saya tidak ingin bermain psikologi. Saya ingin berada di posisi perdana menteri, mendapatkan semua informasi, kemudian membuat keputusan tentang apa dan jika kita melakukan sesuatu dalam konflik ini di luar apa yang telah dilakukan sejauh ini," paparnya.
Netanyahu mengaku telah diminta untuk menengahi antara Ukraina dan Rusia ketika perang pecah tetapi menyerahkan tugas itu kepada Perdana Menteri Naftali Bennett sebagai pemimpin Israel saat itu.
Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC awal pekan ini Netanyahu mengatakan Israel mengambil "kebijakan bijaksana" di Ukraina, menambahkan bahwa Israel telah menyambut "tidak proporsional" jumlah pengungsi Yahudi serta non-Yahudi Ukraina dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Mengenai opsi mengirim senjata, dia mengatakan; "Selalu ada kemungkinan—dan ini telah terjadi berulang kali—bahwa senjata yang kami suplai di satu medan perang berakhir di tangan Iran, digunakan untuk melawan kami."
Pada hari Kamis pekan lalu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid berbicara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan berjanji bahwa jika dia tetap menjadi perdana menteri setelah pemilu Israel November, Israel akan dapat berbuat lebih banyak untuk Ukraina. Hal itu diungkap seorang pejabat diplomatik senior kepada Haaretz.
Setelah pembicaraan itu Kuleba men-tweet bahwa keduanya membahas permintaan Ukraina untuk sistem pertahanan udara dan rudal.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel tidak bermaksud memberikan senjata kepada Ukraina tetapi telah menawarkan bantuan dalam mengembangkan sistem peringatan terhadap ancaman udara.
Pemimpin Partai Likud ini menjadi kandidat untuk memimpin Israel lagi dalam pemilu bulan depan.
"[Kantor] saya akan 'memeriksa'," katanya ditanya apakah Israel akan memasok senjata ke Ukraina jika dia kembali berkuasa.
Dalam wawancara dengan USA Today, dia juga akan mempertimbangkan Israel sebagai mediator damai untuk Ukraina dan Rusia.
"Kalau saya jadi perdana menteri, pertanyaan (tentang mediasi) itu agaknya akan muncul lagi," ujar Netanyahu, seperti dikutip Jerusalem Post, Minggu (23/10/2022).
Menurut Netanyahu, Presiden Rusia Vladimir Putin dipandu oleh visinya untuk membangun kembali wilayah Rusia yang besar.
"Dan saya berharap dia berpikir dua kali tentang hal itu," katanya.
“Tapi saya tidak ingin bermain psikologi. Saya ingin berada di posisi perdana menteri, mendapatkan semua informasi, kemudian membuat keputusan tentang apa dan jika kita melakukan sesuatu dalam konflik ini di luar apa yang telah dilakukan sejauh ini," paparnya.
Netanyahu mengaku telah diminta untuk menengahi antara Ukraina dan Rusia ketika perang pecah tetapi menyerahkan tugas itu kepada Perdana Menteri Naftali Bennett sebagai pemimpin Israel saat itu.
Dalam sebuah wawancara dengan MSNBC awal pekan ini Netanyahu mengatakan Israel mengambil "kebijakan bijaksana" di Ukraina, menambahkan bahwa Israel telah menyambut "tidak proporsional" jumlah pengungsi Yahudi serta non-Yahudi Ukraina dan memberikan bantuan kemanusiaan.
Mengenai opsi mengirim senjata, dia mengatakan; "Selalu ada kemungkinan—dan ini telah terjadi berulang kali—bahwa senjata yang kami suplai di satu medan perang berakhir di tangan Iran, digunakan untuk melawan kami."
Pada hari Kamis pekan lalu, Perdana Menteri Israel Yair Lapid berbicara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dan berjanji bahwa jika dia tetap menjadi perdana menteri setelah pemilu Israel November, Israel akan dapat berbuat lebih banyak untuk Ukraina. Hal itu diungkap seorang pejabat diplomatik senior kepada Haaretz.
Setelah pembicaraan itu Kuleba men-tweet bahwa keduanya membahas permintaan Ukraina untuk sistem pertahanan udara dan rudal.
Menteri Pertahanan Benny Gantz mengatakan pada hari Rabu bahwa Israel tidak bermaksud memberikan senjata kepada Ukraina tetapi telah menawarkan bantuan dalam mengembangkan sistem peringatan terhadap ancaman udara.
(min)