Negara-negara yang Menjadi Musuh Arab Saudi
loading...
A
A
A
Saat konflik Suriah, Arab Saudi menjadi pemain kunci dalam mendukung perang proksi yang bertujuan untuk menggulingkan Bashar al-Assad.
Arab Saudi memasok berbagai kelompok pemberontak lokal dengan keuangan dan persenjataan termasuk rudal antitank buatan Amerika Serikat.
Rakyat Suriah yang mayoritas Sunni dipimpin oleh Bashar al-Assad dari kalangan Syiah Alawit. Saudi kesulitan untuk kerja sama dengan Suriah selama Bashar al-Assad memimpin.
Apabila Bashar al-Assad berhasil diganti, maka Arab Saudi menjadikan Suriah sebagai akses perdagangan minyak ke Eropa.
Pada Mei 2021, pejabat Arab Saudi bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus.
Pertemuan yang terjadi setelah 10 tahun hubungan Arab Saudi-Suriah vakum tersebut membicarakan pemulihan hubungan diplomatik kedua negara.
3. Israel
Selama beberapa dekade setelah pendirian Israel pada 1948, Arab Saudi serta tetangganya yang berada di Teluk Arab menjauhi Israel.
Hal itu dalam kerangka solidaritas terhadap orang Palestina yang diusir dari tanah airnya, yang diduduki Israel untuk mendirikan negara.
Ketika itu, pikiran untuk melakukan bisnis dengan Isarel dianggap sebagai suatu kutukan. Bahkan sebagian besar negara di Teluk Arab pun menolak menerima Israel.
Arab Saudi memasok berbagai kelompok pemberontak lokal dengan keuangan dan persenjataan termasuk rudal antitank buatan Amerika Serikat.
Rakyat Suriah yang mayoritas Sunni dipimpin oleh Bashar al-Assad dari kalangan Syiah Alawit. Saudi kesulitan untuk kerja sama dengan Suriah selama Bashar al-Assad memimpin.
Apabila Bashar al-Assad berhasil diganti, maka Arab Saudi menjadikan Suriah sebagai akses perdagangan minyak ke Eropa.
Pada Mei 2021, pejabat Arab Saudi bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus.
Pertemuan yang terjadi setelah 10 tahun hubungan Arab Saudi-Suriah vakum tersebut membicarakan pemulihan hubungan diplomatik kedua negara.
3. Israel
Selama beberapa dekade setelah pendirian Israel pada 1948, Arab Saudi serta tetangganya yang berada di Teluk Arab menjauhi Israel.
Hal itu dalam kerangka solidaritas terhadap orang Palestina yang diusir dari tanah airnya, yang diduduki Israel untuk mendirikan negara.
Ketika itu, pikiran untuk melakukan bisnis dengan Isarel dianggap sebagai suatu kutukan. Bahkan sebagian besar negara di Teluk Arab pun menolak menerima Israel.