Israel Tegaskan Tidak akan Mempersenjatai Ukraina
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Kehakiman Israel Gideon Saar menyatakan Israel tidak akan mempersenjatai Ukraina, meskipun Menteri Urusan Diaspora Nachman Shai menyarankan sebaliknya.
Kiev telah berulang kali mendesak Israel mengirim senjata. Ukraina berniat mengajukan petisi ke Tel Aviv lagi dalam beberapa hari mendatang.
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak termasuk sistem senjata dan persenjataan dan tidak ada perubahan pada posisi itu,” tegas Saar kepada penyiar Radio Tentara Israel pada Selasa (18/10/2022), dikutip Haaretz.
Shai mengumumkan pada Minggu bahwa, “Waktunya telah tiba bagi Ukraina untuk menerima bantuan militer dari Israel.
Dia mengklaim Iran memasok Rusia dengan rudal balistik. Iran menegaskan bahwa klaim ini “tidak berdasar,” dan Teheran tidak mempersenjatai kedua sisi konflik.
Pernyataan Shai memicu kemarahan di Moskow, dengan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bantuan militer Israel ke Ukraina akan “menghancurkan semua hubungan diplomatik” antara kedua negara.
Ini juga memicu gelombang penolakan di Yerusalem Barat, dengan sumber-sumber pemerintah Israel mengatakan kepada Times of Israel pada Senin bahwa Israel tidak berencana mempersenjatai Ukraina.
“Komentar Shai tidak mencerminkan kebijakan pemerintah,” ungkap sumber tersebut.
Israel juga menolak permintaan dari Ukraina pada Senin untuk mengadakan panggilan telepon antara Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dan Menhan Ukraina Alexey Reznikov.
Namun, Kiev tidak terpengaruh. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahnya akan mengirim catatan resmi ke Israel meminta senjata pertahanan udara.
Ukraina telah meminta Israel menyumbangkan sistem ini selama berbulan-bulan, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan Prancis bulan lalu bahwa dia “terkejut” dengan penolakan Negara Yahudi itu.
Zelensky menuduh bahwa pemerintah Israel berada di bawah “pengaruh Rusia.”
Meski Israel mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina, rezim Zionis tergantung pada kontak diplomatik dengan Moskow, terutama karena jet tempur Israel sering melakukan serangan udara di Suriah, di mana Rusia mengendalikan wilayah udaranya.
Tak lama setelah pengumuman Kuleba, media Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina tentang permintaannya pada Kamis.
Namun, seorang pejabat keamanan senior mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa percakapan itu kemungkinan tidak akan mengubah sikap Israel.
Kiev telah berulang kali mendesak Israel mengirim senjata. Ukraina berniat mengajukan petisi ke Tel Aviv lagi dalam beberapa hari mendatang.
“Dukungan kami untuk Ukraina tidak termasuk sistem senjata dan persenjataan dan tidak ada perubahan pada posisi itu,” tegas Saar kepada penyiar Radio Tentara Israel pada Selasa (18/10/2022), dikutip Haaretz.
Shai mengumumkan pada Minggu bahwa, “Waktunya telah tiba bagi Ukraina untuk menerima bantuan militer dari Israel.
Dia mengklaim Iran memasok Rusia dengan rudal balistik. Iran menegaskan bahwa klaim ini “tidak berdasar,” dan Teheran tidak mempersenjatai kedua sisi konflik.
Pernyataan Shai memicu kemarahan di Moskow, dengan mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev memperingatkan bantuan militer Israel ke Ukraina akan “menghancurkan semua hubungan diplomatik” antara kedua negara.
Ini juga memicu gelombang penolakan di Yerusalem Barat, dengan sumber-sumber pemerintah Israel mengatakan kepada Times of Israel pada Senin bahwa Israel tidak berencana mempersenjatai Ukraina.
“Komentar Shai tidak mencerminkan kebijakan pemerintah,” ungkap sumber tersebut.
Israel juga menolak permintaan dari Ukraina pada Senin untuk mengadakan panggilan telepon antara Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dan Menhan Ukraina Alexey Reznikov.
Namun, Kiev tidak terpengaruh. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan pada Selasa bahwa pemerintahnya akan mengirim catatan resmi ke Israel meminta senjata pertahanan udara.
Ukraina telah meminta Israel menyumbangkan sistem ini selama berbulan-bulan, dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kepada wartawan Prancis bulan lalu bahwa dia “terkejut” dengan penolakan Negara Yahudi itu.
Zelensky menuduh bahwa pemerintah Israel berada di bawah “pengaruh Rusia.”
Meski Israel mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina, rezim Zionis tergantung pada kontak diplomatik dengan Moskow, terutama karena jet tempur Israel sering melakukan serangan udara di Suriah, di mana Rusia mengendalikan wilayah udaranya.
Tak lama setelah pengumuman Kuleba, media Israel melaporkan Perdana Menteri Israel Yair Lapid akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri Ukraina tentang permintaannya pada Kamis.
Namun, seorang pejabat keamanan senior mengatakan kepada situs berita Ynet bahwa percakapan itu kemungkinan tidak akan mengubah sikap Israel.
(sya)