Xi Jinping Isyaratkan Dapat Serang Taiwan, Partai Komunis China Tepuk Tangan
loading...
A
A
A
BEIJING - Presiden Xi Jinping dalam sebuah pidato utama mengatakan China tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan.
Pidato itu disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China di Beijing, Minggu.
"Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai," kata Xi Jinping.
"Tapi kami tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan. Dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan," lanjut Presiden yang juga pemimpin Partai Komunis China tersebut.
Taiwan telah mempertahankan pemerintahan yang terpisah dari China sejak 1949, tetapi Beijing mengeklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayah China.
"Penyatuan kedua belah pihak akan tercapai," kata Xi Jinping dalam pidatonya, seperti dikutip Associated Press, Senin (17/10/2022).
"China perlu mencegah campur tangan oleh kekuatan asing," imbuh Xi Jinping, merujuk pada politisi asing yang menurut partai berkuasa China mendorong Taiwan untuk membuat kemerdekaan de facto-nya permanen—langkah yang menurut Beijing akan mengarah pada perang.
Beijing telah berusaha untuk mengintimidasi Taiwan dengan menerbangkan jet tempur dan pesawat pengebom di dekat pulau itu. Manuver itu meningkat setelah Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada bulan Agustus.
Menanggapi pidato Xi Jinping, Dewan Urusan Daratan China Kabinet Taiwan mengatakan 23 juta penduduk Taiwan itu memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan tidak akan menerima tuntutan sepihak Beijing.
Pidato itu disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis China di Beijing, Minggu.
"Kami akan terus berjuang untuk reunifikasi damai," kata Xi Jinping.
"Tapi kami tidak akan pernah berjanji untuk meninggalkan penggunaan kekuatan. Dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan," lanjut Presiden yang juga pemimpin Partai Komunis China tersebut.
Taiwan telah mempertahankan pemerintahan yang terpisah dari China sejak 1949, tetapi Beijing mengeklaim pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayah China.
"Penyatuan kedua belah pihak akan tercapai," kata Xi Jinping dalam pidatonya, seperti dikutip Associated Press, Senin (17/10/2022).
"China perlu mencegah campur tangan oleh kekuatan asing," imbuh Xi Jinping, merujuk pada politisi asing yang menurut partai berkuasa China mendorong Taiwan untuk membuat kemerdekaan de facto-nya permanen—langkah yang menurut Beijing akan mengarah pada perang.
Beijing telah berusaha untuk mengintimidasi Taiwan dengan menerbangkan jet tempur dan pesawat pengebom di dekat pulau itu. Manuver itu meningkat setelah Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada bulan Agustus.
Menanggapi pidato Xi Jinping, Dewan Urusan Daratan China Kabinet Taiwan mengatakan 23 juta penduduk Taiwan itu memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri dan tidak akan menerima tuntutan sepihak Beijing.