Hizbullah Tak Akan Akui Kesepakatan Perbatasan Maritim Israel dan Lebanon

Kamis, 13 Oktober 2022 - 05:01 WIB
loading...
Hizbullah Tak Akan Akui...
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan tidak akan mengakui kesepakatan perbatasan laut antara pemerintah dan Israel sampai ditandatangani secara resmi.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan sampai kesepakatan diselesaikan, Hizbullah "akan tetap waspada".

"Jam-jam yang tertunda sangat menentukan. Sebagai rakyat Lebanon, kami sedang menunggu (deklarasi) posisi resmi dari Presiden kami dan musuh Zionis," ujar dia, dilansir Memo.

Komentar Nasrallah muncul setelah pengumuman kesepakatan maritim bersejarah yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dicapai antara Beirut dan Israel.



Kesepakatan itu bertujuan mengakhiri perselisihan lama mengenai akses ke ladang minyak dan gas yang berada di kedua sisi perbatasan.

Kabinet Keamanan dan pemerintah Israel dilaporkan akan bersidang untuk meratifikasi perjanjian dengan Lebanon.

Meskipun rincian perjanjian belum dirilis, dilaporkan bahwa ladang gas Karish akan berada di bawah kendali Israel, di samping sebagian kecil dari ladang gas prospektif, Qana.

Baca juga: Kini Giliran Jaringan Pipa Minyak Rusia ke Jerman yang Bocor

Sisa Qana akan berada di bawah kendali Lebanon dan akan membayar royalti kepada Israel untuk setiap gas yang diekstraksi dari sisi Israel.

"Ini adalah pencapaian bersejarah yang akan memperkuat keamanan Israel, menyuntikkan miliaran ke ekonomi Israel dan memastikan stabilitas perbatasan utara kami," ujar Perdana Menteri Israel Yair Lapid.

Presiden Lebanon Michel Aoun memuji perjanjian demarkasi itu sebagai "hadiah untuk rakyat Lebanon".

Dia menambahkan kesepakatan itu akan "menarik Lebanon keluar dari jurang maut".

"Situasi di Lebanon sangat memburuk setelah negara itu jatuh ke dalam jurang yang bukan kebetulan, melainkan sebagai akibat dari tindakan dan perilaku yang membawanya ke situasi saat ini," ujar Aoun.

Presiden AS Joe Biden menggambarkan kesepakatan itu sebagai "terobosan bersejarah".

Hizbullah sebelumnya telah memperingatkan Israel atas penggunaan "kekuatan" jika Lebanon dicegah mengekstraksi sumber daya alamnya sendiri.

Seorang anggota parlemen senior Hizbullah mengatakan sikap tegas Lebanon dan upaya Gerakan Perlawanan telah membantu negara itu melindungi hak-hak maritimnya.

"Jika bukan karena kekuatan (perlawanan) ini yang menakuti musuh, kita tidak akan bisa mendapatkan kembali dan mempertahankan hak kita," ujar anggota parlemen dari Hizbullah Hussein Al-Jishi.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1153 seconds (0.1#10.140)