Hizbullah Tak Akan Akui Kesepakatan Perbatasan Maritim Israel dan Lebanon
loading...
A
A
A
BEIRUT - Gerakan Perlawanan Lebanon, Hizbullah, mengatakan tidak akan mengakui kesepakatan perbatasan laut antara pemerintah dan Israel sampai ditandatangani secara resmi.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan sampai kesepakatan diselesaikan, Hizbullah "akan tetap waspada".
"Jam-jam yang tertunda sangat menentukan. Sebagai rakyat Lebanon, kami sedang menunggu (deklarasi) posisi resmi dari Presiden kami dan musuh Zionis," ujar dia, dilansir Memo.
Komentar Nasrallah muncul setelah pengumuman kesepakatan maritim bersejarah yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dicapai antara Beirut dan Israel.
Kesepakatan itu bertujuan mengakhiri perselisihan lama mengenai akses ke ladang minyak dan gas yang berada di kedua sisi perbatasan.
Kabinet Keamanan dan pemerintah Israel dilaporkan akan bersidang untuk meratifikasi perjanjian dengan Lebanon.
Meskipun rincian perjanjian belum dirilis, dilaporkan bahwa ladang gas Karish akan berada di bawah kendali Israel, di samping sebagian kecil dari ladang gas prospektif, Qana.
Baca juga: Kini Giliran Jaringan Pipa Minyak Rusia ke Jerman yang Bocor
Sisa Qana akan berada di bawah kendali Lebanon dan akan membayar royalti kepada Israel untuk setiap gas yang diekstraksi dari sisi Israel.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan sampai kesepakatan diselesaikan, Hizbullah "akan tetap waspada".
"Jam-jam yang tertunda sangat menentukan. Sebagai rakyat Lebanon, kami sedang menunggu (deklarasi) posisi resmi dari Presiden kami dan musuh Zionis," ujar dia, dilansir Memo.
Komentar Nasrallah muncul setelah pengumuman kesepakatan maritim bersejarah yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dicapai antara Beirut dan Israel.
Kesepakatan itu bertujuan mengakhiri perselisihan lama mengenai akses ke ladang minyak dan gas yang berada di kedua sisi perbatasan.
Kabinet Keamanan dan pemerintah Israel dilaporkan akan bersidang untuk meratifikasi perjanjian dengan Lebanon.
Meskipun rincian perjanjian belum dirilis, dilaporkan bahwa ladang gas Karish akan berada di bawah kendali Israel, di samping sebagian kecil dari ladang gas prospektif, Qana.
Baca juga: Kini Giliran Jaringan Pipa Minyak Rusia ke Jerman yang Bocor
Sisa Qana akan berada di bawah kendali Lebanon dan akan membayar royalti kepada Israel untuk setiap gas yang diekstraksi dari sisi Israel.