Senator Amerika Ancam Arab Saudi karena Melawan AS soal Minyak

Senin, 10 Oktober 2022 - 13:56 WIB
loading...
A A A
Menurutnya, kunjungannya ke Arab Saudi belum lama ini pada dasarnya bukan untuk minyak. "Ini mengecewakan dan dikatakan ada masalah," katanya.

Murphy mengatakan, "Jelas bahwa kami tidak mendapatkan sebanyak yang kami butuhkan."

"Kami ingin tahu bahwa ketika chip turun, ketika ada krisis global, bahwa Saudi akan memilih kami daripada Rusia. Ya—mereka tidak. Mereka memilih Rusia. Mereka memilih untuk mendukung Rusia, mendorong menaikkan harga minyak, yang berpotensi memecah koalisi Ukraina kita. Dan harus ada konsekuensi untuk itu," kata Murphy.

“Kami menjual senjata dalam jumlah besar ke Saudi. Saya pikir kami perlu memikirkan kembali penjualan itu,” ujarnya.

"Saya pikir kita perlu mencabut pengecualian yang telah kita berikan kepada kartel OPEC+ ini dari kewajiban penetapan harga AS. Saya pikir kita perlu melihat kehadiran pasukan kita di Timur Tengah dan Arab Saudi," imbuh dia.

"Selama bertahun-tahun kami telah melihat ke arah lain karena Arab Saudi telah memutilasi wartawan, telah terlibat dalam represi politik besar-besaran."

Selain memikirkan kembali hubungan AS dengan Arab Saudi, Murphy juga fokus pada Putra Mahkota Mohammed bin Salman, penguasa de facto negara itu, yang ditemui Biden pada bulan Juli lalu dalam negosiasi yang menarik pengawasan mengingat bahwa intelijen AS telah menilai Mohammed bin Salman menyetujui pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul.

Pangeran Mohammed bin Salman mengeklaim dia tidak terlibat, meskipun Biden mengatakan dia mengangkat masalah itu pada pertemuan mereka musim panas ini.

Komentar Senator Murphy pada hari Minggu mengikuti seruan serupa dari politisi Partai Demokrat lainnya minggu lalu untuk semacam hukuman setelah pengurangan produksi minyak Arab Saudi.

Trio anggota Parlemen Partai Demokrat telah mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk menarik seluruh pasukan dan peralatan militer AS dari Arab Saudi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)