Senator Amerika Ancam Arab Saudi karena Melawan AS soal Minyak
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS), Chris Murphy, mengancam Arab Saudi dengan menyerukan pemerintah Joe Biden melarang penjualan senjata ke kerajaan tersebut.
Dia juga menyerukan perubahan dalam hubungan Washington dengan Riyadh setelah Arab Saudi dan anggota aliansi OPEC+ lainnya memutuskan untuk secara signifikan memangkas produksi minyak akhir tahun ini.
Aliansi OPEC+ tekanan Amerika yang menginginkan mereka meningkatkan produksi minyak agar tidak memicu kembali kenaikan harga bahan bakar minyak di AS.
Berbicara di "State of the Union" CNN, Minggu (9/10/2022), Murphy menambahkan semakin banyak anggota Partai Demokrat yang berpendapat bahwa AS harus memikirkan kembali hubungannya dengan Kerajaan Arab Saudi sehubungan keputusannya memangkas produksi minyak 2 juta barel per hari serta catatan hak asasi manusia (HAM) Riyadh.
Pemangkasan produksi yang akan dimulai pada November nanti diputuskan setelah Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Arab Saudi musim panas ini—yang salah satunya melobi Riyadh untuk memompa lebih banyak minyaknya.
Tetapi OPEC+ mengatakan pemangkasan produksi minyak yang diumumkan minggu lalu diperlukan untuk membantu mendukung harga minyak internasional.
"Kami di sini untuk tetap sebagai kekuatan moderat, untuk mewujudkan stabilitas," kata Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, Rabu pekan lalu.
"Pemangkasan, bukan tentang perang," katanya lagi.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada ABC News pada Kamis pekan lalu bahwa dia tidak senang dengan langkah Arab Saudi.
Dia juga menyerukan perubahan dalam hubungan Washington dengan Riyadh setelah Arab Saudi dan anggota aliansi OPEC+ lainnya memutuskan untuk secara signifikan memangkas produksi minyak akhir tahun ini.
Aliansi OPEC+ tekanan Amerika yang menginginkan mereka meningkatkan produksi minyak agar tidak memicu kembali kenaikan harga bahan bakar minyak di AS.
Berbicara di "State of the Union" CNN, Minggu (9/10/2022), Murphy menambahkan semakin banyak anggota Partai Demokrat yang berpendapat bahwa AS harus memikirkan kembali hubungannya dengan Kerajaan Arab Saudi sehubungan keputusannya memangkas produksi minyak 2 juta barel per hari serta catatan hak asasi manusia (HAM) Riyadh.
Pemangkasan produksi yang akan dimulai pada November nanti diputuskan setelah Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Arab Saudi musim panas ini—yang salah satunya melobi Riyadh untuk memompa lebih banyak minyaknya.
Tetapi OPEC+ mengatakan pemangkasan produksi minyak yang diumumkan minggu lalu diperlukan untuk membantu mendukung harga minyak internasional.
"Kami di sini untuk tetap sebagai kekuatan moderat, untuk mewujudkan stabilitas," kata Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, Rabu pekan lalu.
"Pemangkasan, bukan tentang perang," katanya lagi.
Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada ABC News pada Kamis pekan lalu bahwa dia tidak senang dengan langkah Arab Saudi.