Eks Panglima Militer AS: Putin Binatang Terpojok yang Semakin Berbahaya
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Mantan Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, Mike Mullen, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin adalah "binatang yang terpojok" setelah kerugiannya meningkat dalam perang di Ukraina .
Menurut mantan panglima militer Amerika itu, kondisi seperti itu akan membuat sosok Putin menjadi semakin berbahaya bagi dunia.
Mullen pada hari Minggu mengatakan kepada pembawa acara “This Week” ABC, Martha Raddatz, bahwa AS harus menanggapi ancaman serangan nuklir Putin dengan serius.
Menurutnya, pemimpin Rusia itu memiliki “banyak pilihan” yang tersedia untuk menyebarkan senjata nuklir taktis atau skala kecil.
“Dia binatang yang terpojok dan saya pikir dia [menjadi] semakin berbahaya,” kata pensiunan laksamana Angkatan Laut AS itu.
“Saya pikir kita harus menganggapnya serius dan memikirkan apa persyaratannya untuk menanggapi itu. Itu juga berbicara tentang kebutuhan untuk sampai ke meja [perundingan]," paparnya, yang dilansir The Hill, Senin (10/10/2022).
Pasukan Rusia sedang berperang di Ukraina dan telah didorong mundur dari beberapa wilayah yang didudukinya setelah beberapa serangan balasan Ukraina di wilayah timur.
Di dalam negeri, Rusia juga berjuang untuk menahan ketidakpuasan yang meluas terkait dengan perangnya.
Putin telah memerintahkan mobilisasi parsial untuk mengumpulkan sekitar 300.000 tentara cadangan, yang menyebabkan protes massal dan ribuan orang Rusia melarikan diri dari negara itu.
Sementara itu, Putin telah berulang kali memperingatkan serangan nuklir dan bulan lalu mengatakan ancaman Rusia untuk menggunakan senjata pemusnah massal "bukan gertakan".
Mullen memperingatkan bahwa kerugian lain yang dialami Rusia akan meningkatkan potensi ancaman serangan nuklir. Dia mencontohkan kemunduran terbaru itu adalah penghancuran Jembatan Kerch atau Jembatan Crimea, yang menjadi fasilitas penting untuk rute logistik militer Rusia dan penting secara simbolis untuk Putin.
Mullen, lebih lanjut, mengatakan pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa dunia sedang menghadapi ancaman "Armageddon" terkait dengan ancaman serangan nuklir Putin tidak membantu dan pemerintahannya harus fokus menangani krisis.
“Kami perlu mundur sedikit dan melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba kembali ke meja untuk menyelesaikan ini,” kata pensiunan laksamana Amerika itu.
Menurut mantan panglima militer Amerika itu, kondisi seperti itu akan membuat sosok Putin menjadi semakin berbahaya bagi dunia.
Mullen pada hari Minggu mengatakan kepada pembawa acara “This Week” ABC, Martha Raddatz, bahwa AS harus menanggapi ancaman serangan nuklir Putin dengan serius.
Menurutnya, pemimpin Rusia itu memiliki “banyak pilihan” yang tersedia untuk menyebarkan senjata nuklir taktis atau skala kecil.
“Dia binatang yang terpojok dan saya pikir dia [menjadi] semakin berbahaya,” kata pensiunan laksamana Angkatan Laut AS itu.
“Saya pikir kita harus menganggapnya serius dan memikirkan apa persyaratannya untuk menanggapi itu. Itu juga berbicara tentang kebutuhan untuk sampai ke meja [perundingan]," paparnya, yang dilansir The Hill, Senin (10/10/2022).
Pasukan Rusia sedang berperang di Ukraina dan telah didorong mundur dari beberapa wilayah yang didudukinya setelah beberapa serangan balasan Ukraina di wilayah timur.
Di dalam negeri, Rusia juga berjuang untuk menahan ketidakpuasan yang meluas terkait dengan perangnya.
Putin telah memerintahkan mobilisasi parsial untuk mengumpulkan sekitar 300.000 tentara cadangan, yang menyebabkan protes massal dan ribuan orang Rusia melarikan diri dari negara itu.
Sementara itu, Putin telah berulang kali memperingatkan serangan nuklir dan bulan lalu mengatakan ancaman Rusia untuk menggunakan senjata pemusnah massal "bukan gertakan".
Mullen memperingatkan bahwa kerugian lain yang dialami Rusia akan meningkatkan potensi ancaman serangan nuklir. Dia mencontohkan kemunduran terbaru itu adalah penghancuran Jembatan Kerch atau Jembatan Crimea, yang menjadi fasilitas penting untuk rute logistik militer Rusia dan penting secara simbolis untuk Putin.
Mullen, lebih lanjut, mengatakan pernyataan Presiden AS Joe Biden bahwa dunia sedang menghadapi ancaman "Armageddon" terkait dengan ancaman serangan nuklir Putin tidak membantu dan pemerintahannya harus fokus menangani krisis.
“Kami perlu mundur sedikit dan melakukan segala yang kami bisa untuk mencoba kembali ke meja untuk menyelesaikan ini,” kata pensiunan laksamana Amerika itu.
(min)