Khamenei Sebut Aksi Protes di Iran Direncanakan, Tuding AS Jadi Dalang

Selasa, 04 Oktober 2022 - 04:58 WIB
loading...
Khamenei Sebut Aksi...
Khamenei Sebut Aksi Protes di Iran Direncanakan, Tuding AS Jadi Dalang. FOTO/Reuters
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi spiritual Iran , Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Senin (3/10/2022), gelombang aksi protes atas kematian seorang wanita dalam tahanan polisi, telah direncanakan dan tidak dilakukan oleh warga Iran biasa.

Ini merupakan komentar pertama Khamenei tentang kerusuhan yang melanda negara itu sejak 17 September. Dalam komentar yang dilaporkan oleh media pemerintah, Khamenei mengatakan kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun “sangat menghancurkan hati saya”. Ia juga menyebutnya sebagai “insiden pahit.”



Namun, dia mengatakan beberapa orang telah menyebabkan ketidakamanan di jalan-jalan. “Kerusuhan ini sudah direncanakan,” katanya kepada seorang kader mahasiswa polisi di Teheran, seperti dikutip dari Arab News.

“Saya katakan dengan jelas bahwa kerusuhan dan ketidakamanan ini dirancang oleh Amerika dan rezim Zionis, dan karyawan mereka. Tindakan seperti itu tidak normal, tidak wajar," tegas Khamenei.

Dia menyatakan dukungan kuat untuk pasukan keamanan. Khamenei juga mengatakan, mereka telah menghadapi ketidakadilan selama protes.



Sebelumnya, mahasiswa Iran bentrok dengan pasukan keamanan di sebuah universitas terkemuka di Teheran di tengah gelombang kerusuhan yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, media pemerintah dan kelompok hak asasi mengatakan Senin.

Amini dinyatakan meninggal pada 16 September, beberapa hari setelah dia ditahan karena diduga melanggar aturan yang memaksa wanita mengenakan jilbab dan pakaian sederhana, memicu gelombang protes terbesar Iran dalam hampir tiga tahun.

Kekhawatiran tumbuh atas kekerasan di Universitas Teknologi Sharif, semalam. Media lokal melaporkan, polisi anti huru hara menghadapi ratusan mahasiswa, menggunakan gas air mata dan paintball dan membawa senjata yang menembakkan pelet baja yang tidak mematikan.



“Wanita, hidup, kebebasan,” teriak para siswa, serta “siswa lebih memilih kematian daripada penghinaan,” lapor kantor berita Iran Mehr. Dilaporkan pula bahwa menteri sains negara itu kemudian datang untuk berbicara dengan para siswa dalam upaya untuk menenangkan situasi.

Kelompok Hak Asasi Manusia Iran yang berbasis di Oslo memposting video yang tampaknya menunjukkan polisi Iran dengan sepeda motor mengejar siswa yang berlari di tempat parkir bawah tanah dan, dalam klip terpisah, membawa pergi tahanan yang kepalanya ditutupi tas kain hitam.

(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2584 seconds (0.1#10.140)