Badai Ian Sebabkan Pemadaman Listrik Total, Kuba Minta Bantuan AS

Sabtu, 01 Oktober 2022 - 12:45 WIB
loading...
Badai Ian Sebabkan Pemadaman...
Badai Ian Sebabkan Pemadaman Listrik Total, Kuba Minta Bantuan AS. FOTO/Reuters
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Kuba telah membuat permintaan langka untuk bantuan darurat dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Permohonan bantuan ini dilayangkan setelah Badai Ian mematikan listrik di seluruh pulau berpenduduk 11 juta orang itu, Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (30/9/2022).

Badai Ian melanda negara kepulauan itu pada Selasa (27/9/2022), menyebabkan pemadaman listrik di seluruh negeri, meratakan rumah-rumah dan menghancurkan ladang-ladang pertanian.



Rakyat Kuba telah melakukan protes terhadap pemerintah atas pemadaman listrik, yang meningkatkan kekhawatiran atas kekurangan makanan, bahan bakar dan obat-obatan yang sedang berlangsung.

Washington telah menilai bahwa otoritas Kuba akan menempatkan prioritas pada rumah sakit, fasilitas pompa air, sanitasi dan infrastruktur penting lainnya jika pemerintahan Biden memberikan bantuan, Wall Street Journal melaporkan, mengutip tinjauan komunikasi email.

Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut, begitu pula kedutaan Kuba di Washington.

Biden telah berjanji untuk terlibat kembali dengan Kuba setelah bertahun-tahun ketegangan antara Havana dan Washington. Tetapi, tindakan keras Kuba menyusul protes yang meluas di pulau itu pada Juli lalu malah menyebabkan sanksi terhadap pejabat Kuba.



Sebelumnya, otoritas Kuba telah mencoba memulihkan layanan listrik di negara itu. Pejabat pembangkit listrik negara bagian mengatakan, mereka membuat kemajuan, tetapi masih dalam tahap awal pemulihan "kompleks".

"Dalam pengoperasian sistem kelistrikan, salah satu proses yang paling rumit adalah memulihkan daya dari nol," kata Pavel Angulo, Direktur Serikat Listrik Nasional Kuba, seperti dikutip dari Reuters.

Jaringan Kuba bergantung pada pembangkit listrik tenaga minyak era Soviet yang rusak berulang kali, yang semakin memperumit pemulihan. Negara ini juga berjuang untuk mendapatkan bahan bakar untuk pembangkit tersebut, karena biaya meningkat dengan konflik Ukraina dan di tengah sanksi keras dari AS.



Angulo mengatakan, para pekerja telah menyalakan beberapa pembangkit listriknya dan berusaha untuk memasukkannya kembali ke jaringan nasional.

"Begitu (pabrik) pertama digabungkan, unit lainnya akan digabungkan ke dalam sistem dengan cara yang jauh lebih cepat," kata Angulo.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2172 seconds (0.1#10.140)