Kompak, Wapres AS-Presiden Korsel Kecam Uji Coba Rudal Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol mengutuk retorika nuklir dan uji coba senjata Korea Utara (Korut) yang semakin intensif selama pembicaraan di Seoul pada Kamis (29/9/2022). Kritik itu hanya beberapa jam setelah Korut melakukan uji coba rudal.
Harris bertemu dengan Yoon setelah tiba di Ibu Kota Korsel, Seoul, pada Kamis pagi di tengah ketegangan yang memanas di kawasan itu terkait peluncuran rudal Korut dan tindakan China di Selat Taiwan.
Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya pada hari Rabu kemarin, dan mengkodifikasikan haknya untuk menggunakan serangan nuklir preemptive dalam undang-undang baru awal bulan ini.
Gedung Putih mengatakan Harris dan Yoon mengutuk retorika nuklir provokatif dan peluncuran rudal balistik Pyongyang, dan menegaskan kembali tujuan bersama dari denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea.
"Mereka membahas tanggapan kami terhadap potensi provokasi di masa depan, termasuk melalui kerja sama trilateral dengan Jepang," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.
Gedung Putih menambahkan Harris juga menegaskan kembali komitmen pencegahan yang diperluas AS kepada sekutu Asianya itu, termasuk berbagai kemampuan pertahanan AS.
Kedua belah pihak juga membahas perubahan subsidi kendaraan listrik AS yang dikhawatirkan Korsel dapat merugikan pembuat mobilnya.
Gedung Putih mengatakan Harris "memahami" kekhawatiran Seoul dan mereka berjanji untuk melanjutkan konsultasi. Kantor berita News1 Korsel melaporkan bahwa Harris memberi tahu Yoon bahwa Biden telah berjanji untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Harris bertemu dengan Yoon setelah tiba di Ibu Kota Korsel, Seoul, pada Kamis pagi di tengah ketegangan yang memanas di kawasan itu terkait peluncuran rudal Korut dan tindakan China di Selat Taiwan.
Korut menembakkan dua rudal balistik jarak pendek di lepas pantai timurnya pada hari Rabu kemarin, dan mengkodifikasikan haknya untuk menggunakan serangan nuklir preemptive dalam undang-undang baru awal bulan ini.
Gedung Putih mengatakan Harris dan Yoon mengutuk retorika nuklir provokatif dan peluncuran rudal balistik Pyongyang, dan menegaskan kembali tujuan bersama dari denuklirisasi lengkap di semenanjung Korea.
"Mereka membahas tanggapan kami terhadap potensi provokasi di masa depan, termasuk melalui kerja sama trilateral dengan Jepang," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters.
Gedung Putih menambahkan Harris juga menegaskan kembali komitmen pencegahan yang diperluas AS kepada sekutu Asianya itu, termasuk berbagai kemampuan pertahanan AS.
Kedua belah pihak juga membahas perubahan subsidi kendaraan listrik AS yang dikhawatirkan Korsel dapat merugikan pembuat mobilnya.
Gedung Putih mengatakan Harris "memahami" kekhawatiran Seoul dan mereka berjanji untuk melanjutkan konsultasi. Kantor berita News1 Korsel melaporkan bahwa Harris memberi tahu Yoon bahwa Biden telah berjanji untuk menemukan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
(ian)