Gerilyawan Serang Konvoi Kendaraan, 11 Tentara Tewas dan 50 Warga Sipil Hilang
loading...
A
A
A
OUAGADOUGOU - Sebelas tentara ditemukan tewas dan sekitar 50 warga sipil hilang setelah kelompok gerilyawan Islam menyerang konvoi 150 kendaraan yang membawa pasokan ke sebuah kota di Burkina Faso utara pada awal pekan ini.
"Dua puluh delapan orang terluka dalam serangan itu, termasuk 20 tentara," kata juru bicara pemerintah Lionel Bilgo seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/9/2022).
Dalam pernyataan sebelumnya, pihak tentara Burkina Fasi mengatakan lusinan truk hancur.
Serangan itu terjadi di komune Gaskinde di provinsi Soum, di mana para jihadis yang terkait dengan al Qaeda dan ISIS telah meningkatkan serangan dan merebut wilayah itu sejak 2015.
Militan telah memblokade beberapa daerah, sehingga konvoi pemerintah dan penyaluran dari udara telah mengirimkan barang-barang penting kepada warga sipil yang terperangkap.
Konvoi, yang dikawal militer, membawa perbekalan ke kota Djibo, lebih dari 20 km jauhnya dari Gaskinde.
Sebuah video yang dibagikan secara online menunjukkan orang-orang berebut untuk mengambil barang dari setidaknya selusin truk yang menyala-nyala dan kepulan asap yang membentang di semak belukar.
Video lain menunjukkan massa menyambut kendaraan dari konvoi yang selamat dari serangan dan berhasil mencapai Djibo.
Reuters belum dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Secara terpisah, tersangka militan membakar kantor walikota dan menculik satu orang di kota Boni pada Senin malam, kata dua warga setempat dan satu sumber militer.
Boni berada di jalan raya N1 yang menghubungkan Ibu Kota Ouagadougou ke kota barat daya Bobo-Dioulasso, dan jauh lebih jauh ke selatan daripada sebagian besar aktivitas militan yang terjadi. Berjarak sekitar 16 km dari Hound, di mana terdapat operasi penambangan emas.
Ketidakamanan telah meningkat di Sahel Afrika Barat selama dekade terakhir seiring menyebarkan pemberontakan Islam yang berakar di Mali. Ribuan orang tewas dan lebih dari dua juta orang mengungsi meskipun ada pasukan asing dan penjaga perdamaian PBB.
Kelompok pemberontak telah menebar ranjau di jalan, mengepung kota, menghancurkan fasilitas air dan merusak upaya untuk memasok wilayah utara serta timur Burkina Faso yang semakin terisolasi.
Sedikitnya 35 warga sipil tewas pada 6 September ketika sebuah kendaraan dalam konvoi menghantam bom pinggir jalan antara kota utara Djibo dan Bourzanga.
Frustrasi tentang meningkatnya kekerasan memicu kudeta militer terhadap mantan presiden Burkina Faso, Roch Kabore pada Januari lalu. Namun junta militer yang berkuasa juga telah berjuang untuk menggagalkan sejumlah serangan.
"Dua puluh delapan orang terluka dalam serangan itu, termasuk 20 tentara," kata juru bicara pemerintah Lionel Bilgo seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/9/2022).
Dalam pernyataan sebelumnya, pihak tentara Burkina Fasi mengatakan lusinan truk hancur.
Serangan itu terjadi di komune Gaskinde di provinsi Soum, di mana para jihadis yang terkait dengan al Qaeda dan ISIS telah meningkatkan serangan dan merebut wilayah itu sejak 2015.
Militan telah memblokade beberapa daerah, sehingga konvoi pemerintah dan penyaluran dari udara telah mengirimkan barang-barang penting kepada warga sipil yang terperangkap.
Konvoi, yang dikawal militer, membawa perbekalan ke kota Djibo, lebih dari 20 km jauhnya dari Gaskinde.
Sebuah video yang dibagikan secara online menunjukkan orang-orang berebut untuk mengambil barang dari setidaknya selusin truk yang menyala-nyala dan kepulan asap yang membentang di semak belukar.
Video lain menunjukkan massa menyambut kendaraan dari konvoi yang selamat dari serangan dan berhasil mencapai Djibo.
Reuters belum dapat memverifikasi rekaman tersebut.
Secara terpisah, tersangka militan membakar kantor walikota dan menculik satu orang di kota Boni pada Senin malam, kata dua warga setempat dan satu sumber militer.
Boni berada di jalan raya N1 yang menghubungkan Ibu Kota Ouagadougou ke kota barat daya Bobo-Dioulasso, dan jauh lebih jauh ke selatan daripada sebagian besar aktivitas militan yang terjadi. Berjarak sekitar 16 km dari Hound, di mana terdapat operasi penambangan emas.
Ketidakamanan telah meningkat di Sahel Afrika Barat selama dekade terakhir seiring menyebarkan pemberontakan Islam yang berakar di Mali. Ribuan orang tewas dan lebih dari dua juta orang mengungsi meskipun ada pasukan asing dan penjaga perdamaian PBB.
Kelompok pemberontak telah menebar ranjau di jalan, mengepung kota, menghancurkan fasilitas air dan merusak upaya untuk memasok wilayah utara serta timur Burkina Faso yang semakin terisolasi.
Sedikitnya 35 warga sipil tewas pada 6 September ketika sebuah kendaraan dalam konvoi menghantam bom pinggir jalan antara kota utara Djibo dan Bourzanga.
Frustrasi tentang meningkatnya kekerasan memicu kudeta militer terhadap mantan presiden Burkina Faso, Roch Kabore pada Januari lalu. Namun junta militer yang berkuasa juga telah berjuang untuk menggagalkan sejumlah serangan.
(ian)