Menlu Turki: Putin Pertimbangkan Berunding dengan Ukraina
loading...
A
A
A
Pekan lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dialog “tentu saja diperlukan.” Dia menambahkan bahwa Putin telah menjelaskan, “Ukraina meninggalkan negosiasi beberapa bulan lalu.”
Selain menyatakan tujuan mengalahkan Moskow di medan perang, pejabat Ukraina juga bereaksi dengan marah terhadap referendum untuk bergabung dengan Rusia, yang saat ini sedang berlangsung di republik Donbass dan Wilayah Zaporozhye serta Kherson di Ukraina selatan.
Pada Minggu, Zelensky memperingatkan jika Rusia menyelesaikan referendum, itu akan “membuat tidak mungkin, dalam hal apa pun, untuk melanjutkan negosiasi diplomatik” dengan Moskow.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Lihat Juga: Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gunakan Teknologi Canggih Barat Meski Ada Sanksi, Kok Bisa?
Selain menyatakan tujuan mengalahkan Moskow di medan perang, pejabat Ukraina juga bereaksi dengan marah terhadap referendum untuk bergabung dengan Rusia, yang saat ini sedang berlangsung di republik Donbass dan Wilayah Zaporozhye serta Kherson di Ukraina selatan.
Pada Minggu, Zelensky memperingatkan jika Rusia menyelesaikan referendum, itu akan “membuat tidak mungkin, dalam hal apa pun, untuk melanjutkan negosiasi diplomatik” dengan Moskow.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, mengutip kegagalan Kiev mengimplementasikan perjanjian Minsk, yang dirancang untuk memberikan status khusus wilayah Donetsk dan Luhansk di dalam negara Ukraina.
Protokol, yang ditengahi Jerman dan Prancis, pertama kali ditandatangani pada 2014. Mantan Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko sejak itu mengakui tujuan utama Kiev adalah menggunakan gencatan senjata untuk mengulur waktu dan “menciptakan angkatan bersenjata yang kuat.”
Pada Februari 2022, Kremlin mengakui republik Donbass sebagai negara merdeka dan menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer Barat mana pun. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.
Lihat Juga: Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gunakan Teknologi Canggih Barat Meski Ada Sanksi, Kok Bisa?
(sya)