Zelensky Ungkap AS Bayar Ukraina Rp23 Triliun Per Bulan
loading...
A
A
A
KIEV - Pemerintah Ukraina sedang sangat didukung dengan uang Amerika Serikat (AS). Washington menyumbang USD1,5 miliar (Rp23 triliun) per bulan untuk anggaran Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan jumlah tersebut selama wawancara dengan pembawa acara CBS Margaret Brennan untuk program “Face the Nation”, yang ditayangkan pada Minggu (25/9/2022).
“Saat ini Kiev mengalami defisit USD5 miliar dalam anggaran kami,” ungkap Zelenksy.
“Amerika Serikat memberi kami USD1,5 miliar setiap bulan untuk mendukung anggaran kami untuk berperang,” ujar dia, seiring perang yang masih berlangsung untuk melawan Rusia.
Zelensky berpendapat mempersenjatai dan membantu Ukraina secara militer adalah "win-win" bagi AS.
Dia berjanji bahwa begitu Rusia dikalahkan, rakyat Ukraina akan kembali ke negara asal mereka dan mulai membayar pajak di sana, meringankan beban para pembayar pajak Amerika.
“Bagi Amerika Serikat, ini akan menjadi penghematan yang signifikan, tetapi bagi kami, ini akan menjadi peluang untuk mengamankan wilayah kami dan membuatnya aman bagi penduduk kami,” papar dia.
Presiden AS Joe Biden telah berjanji membantu Ukraina "selama yang diperlukan" untuk menjamin kekalahan strategis Rusia, yang dia nyatakan sebagai tujuan akhir Washington dalam konflik tersebut.
Banyak orang Amerika tidak sependapat dengan Biden bahwa situasi di Ukraina sangat penting.
Menurut jajak pendapat pemilu konservatif Rasmussen Reports, pemerintah AS gagal membuat daftar sepuluh besar masalah yang menjadi perhatian calon pemilih.
Awal bulan ini, pemerintahan Biden meminta Kongres mengesahkan sekitar USD12 miliar bantuan tambahan untuk Ukraina, termasuk USD4,5 miliar untuk mendukung pemerintah Kiev secara finansial setelah September.
Kiev meminta USD2 miliar di atas itu, untuk membantu Ukraina mengimbangi kenaikan harga energi.
Paket tersebut diharapkan akan disetujui pada Jumat, tetapi beberapa analis politik mempertanyakan apakah arus kas AS ke Ukraina dapat dipertahankan setelah pemilu paruh waktu pada November.
“Amerika tidak mampu memberikan buku cek kosong ke Ukraina ketika kita mengalami inflasi, harga gas, krisis rantai pasokan, semua hal di atas, terjadi di dalam negeri,” ujar seorang anggota parlemen GOP kepada Politico, yang berbicara dengan syarat anonim.
“Itulah yang saya dengar dari pemilih saya,” papar dia.
Outlet itu memperkirakan jika Partai Republik memenangkan DPR, Biden akan menghadapi lebih banyak perlawanan terhadap permintaannya untuk bantuan darurat ke Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan jumlah tersebut selama wawancara dengan pembawa acara CBS Margaret Brennan untuk program “Face the Nation”, yang ditayangkan pada Minggu (25/9/2022).
“Saat ini Kiev mengalami defisit USD5 miliar dalam anggaran kami,” ungkap Zelenksy.
“Amerika Serikat memberi kami USD1,5 miliar setiap bulan untuk mendukung anggaran kami untuk berperang,” ujar dia, seiring perang yang masih berlangsung untuk melawan Rusia.
Zelensky berpendapat mempersenjatai dan membantu Ukraina secara militer adalah "win-win" bagi AS.
Dia berjanji bahwa begitu Rusia dikalahkan, rakyat Ukraina akan kembali ke negara asal mereka dan mulai membayar pajak di sana, meringankan beban para pembayar pajak Amerika.
“Bagi Amerika Serikat, ini akan menjadi penghematan yang signifikan, tetapi bagi kami, ini akan menjadi peluang untuk mengamankan wilayah kami dan membuatnya aman bagi penduduk kami,” papar dia.
Presiden AS Joe Biden telah berjanji membantu Ukraina "selama yang diperlukan" untuk menjamin kekalahan strategis Rusia, yang dia nyatakan sebagai tujuan akhir Washington dalam konflik tersebut.
Banyak orang Amerika tidak sependapat dengan Biden bahwa situasi di Ukraina sangat penting.
Menurut jajak pendapat pemilu konservatif Rasmussen Reports, pemerintah AS gagal membuat daftar sepuluh besar masalah yang menjadi perhatian calon pemilih.
Awal bulan ini, pemerintahan Biden meminta Kongres mengesahkan sekitar USD12 miliar bantuan tambahan untuk Ukraina, termasuk USD4,5 miliar untuk mendukung pemerintah Kiev secara finansial setelah September.
Kiev meminta USD2 miliar di atas itu, untuk membantu Ukraina mengimbangi kenaikan harga energi.
Paket tersebut diharapkan akan disetujui pada Jumat, tetapi beberapa analis politik mempertanyakan apakah arus kas AS ke Ukraina dapat dipertahankan setelah pemilu paruh waktu pada November.
“Amerika tidak mampu memberikan buku cek kosong ke Ukraina ketika kita mengalami inflasi, harga gas, krisis rantai pasokan, semua hal di atas, terjadi di dalam negeri,” ujar seorang anggota parlemen GOP kepada Politico, yang berbicara dengan syarat anonim.
“Itulah yang saya dengar dari pemilih saya,” papar dia.
Outlet itu memperkirakan jika Partai Republik memenangkan DPR, Biden akan menghadapi lebih banyak perlawanan terhadap permintaannya untuk bantuan darurat ke Ukraina.
(sya)