Menlu Mesir Serukan Reformasi Mendesak di Tubuh PBB
loading...
A
A
A
KAIRO - Senada dengan seruan yang dihembuskan negara-negara berkembang lainnya, diplomat top Mesir pada Sabtu (24/9/2022) meminta dunia internasional untuk mereformasi PBB . Mesir menyesali standar ganda dan bagaimana negara-negara kuat di dunia menangani krisis.
Berbicara di Majelis Umum tahunan PBB, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry juga berbicara tentang krisis pangan Afrika. Ia mengatakan, satu dari setiap lima orang di benua itu berisiko kelaparan.
Pandemi bersama dengan efek perubahan iklim dan invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak pada biaya dan ketersediaan biji-bijian. Mesir adalah pengimpor gandum terbesar di dunia dan harus mengambil pinjaman untuk membeli gandum untuk memberi makan orang miskin di negara itu.
Shoukry juga mendesak dukungan untuk negara-negara miskin yang menghadapi kerusakan akibat perubahan iklim. “Mereka adalah yang paling layak mendapatkan dukungan seperti itu,” kata Shoukry, seperti dikutip dari AP.
Mesir adalah tuan rumah dan presiden konferensi perubahan iklim PBB yang akan datang, yang dikenal sebagai COP27. Mesir, yang berpenduduk lebih dari 103 juta orang, juga menghadapi potensi krisis air dari mega-bendungan kontroversial Ethiopia yang sedang dibangun di Sungai Nil Biru.
Shoukry mengatakan, sementara Mesir mengakui hak pembangunan Ethiopia, Mesir tidak akan melepaskan haknya atas air Sungai Nil, yang katanya selalu menjadi bagian dari sejarah bangsa.
Selama ini, sudah banyak negara yang menyerukan agar ada reformasi di tubuh PBB. Negara-negara itu memandang PBB telah bersikap tidak adil, karena dikendalikan oleh kekuatan besar di dunia dan menerapkan standar ganda pada krisis yang terjadi di dunia.
Berbicara di Majelis Umum tahunan PBB, Menteri Luar Negeri Mesir, Sameh Shoukry juga berbicara tentang krisis pangan Afrika. Ia mengatakan, satu dari setiap lima orang di benua itu berisiko kelaparan.
Pandemi bersama dengan efek perubahan iklim dan invasi Rusia ke Ukraina telah berdampak pada biaya dan ketersediaan biji-bijian. Mesir adalah pengimpor gandum terbesar di dunia dan harus mengambil pinjaman untuk membeli gandum untuk memberi makan orang miskin di negara itu.
Shoukry juga mendesak dukungan untuk negara-negara miskin yang menghadapi kerusakan akibat perubahan iklim. “Mereka adalah yang paling layak mendapatkan dukungan seperti itu,” kata Shoukry, seperti dikutip dari AP.
Mesir adalah tuan rumah dan presiden konferensi perubahan iklim PBB yang akan datang, yang dikenal sebagai COP27. Mesir, yang berpenduduk lebih dari 103 juta orang, juga menghadapi potensi krisis air dari mega-bendungan kontroversial Ethiopia yang sedang dibangun di Sungai Nil Biru.
Shoukry mengatakan, sementara Mesir mengakui hak pembangunan Ethiopia, Mesir tidak akan melepaskan haknya atas air Sungai Nil, yang katanya selalu menjadi bagian dari sejarah bangsa.
Selama ini, sudah banyak negara yang menyerukan agar ada reformasi di tubuh PBB. Negara-negara itu memandang PBB telah bersikap tidak adil, karena dikendalikan oleh kekuatan besar di dunia dan menerapkan standar ganda pada krisis yang terjadi di dunia.
(esn)