Erdogan: Hambatan AS dalam Kerja Sama Militer dengan Turki Pengaruhi Keamanan NATO
loading...
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut hambatan dalam kerja sama pertahanan antara Turki dan Amerika Serikat mempengaruhi keamanan NATO.
"Hambatan buatan untuk kerja sama pertahanan kami dengan AS, yang bertentangan dengan hukum sekutu, juga berdampak negatif pada lanskap keamanan NATO," ujar Erdogan pada pertemuan Dewan Bisnis Turki-AS di New York.
Presiden mencatat, “Sikap bias yang berkembang sebagai akibat tekanan dari lobi-lobi tertentu pada para pembuat keputusan juga merugikan kepentingan Amerika."
Sementara itu, Erdogan mengatakan Turki sedang berusaha meningkatkan volume gas yang dibeli dari AS.
"Kami ingin meningkatkan volume gas yang kami beli dari AS dengan persyaratan yang lebih menguntungkan di periode mendatang. Kami siap bekerja sama dalam pengiriman gas alam cair (LNG) AS ke negara-negara di kawasan itu," papar Erdogan.
Pemasok gas utama Turki sekarang adalah Rusia, Azerbaijan, dan Iran.
AS sebelumnya telah mengirim pemberitahuan resmi ke Turki tentang pengecualiannya dari program pasokan jet tempur F-35 canggih karena pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Ankara.
Washington membatalkan memorandum bersama tentang F-35 dengan Turki, menandatanganinya dengan tujuh mitra yang tersisa dalam proyek F-35 yakni Inggris, Italia, Belanda, Australia, Denmark, Kanada, dan Norwegia.
Erdogan kemudian mengatakan AS mengundang Ankara untuk membeli pesawat tempur lain, yakni generasi keempat F-16.
Masalah ini harus disepakati di Kongres AS. Departemen Luar Negeri sedang melobi untuk itu, meyakinkan anggota kongres bahwa kesepakatan itu adalah kepentingan Washington.
"Hambatan buatan untuk kerja sama pertahanan kami dengan AS, yang bertentangan dengan hukum sekutu, juga berdampak negatif pada lanskap keamanan NATO," ujar Erdogan pada pertemuan Dewan Bisnis Turki-AS di New York.
Presiden mencatat, “Sikap bias yang berkembang sebagai akibat tekanan dari lobi-lobi tertentu pada para pembuat keputusan juga merugikan kepentingan Amerika."
Sementara itu, Erdogan mengatakan Turki sedang berusaha meningkatkan volume gas yang dibeli dari AS.
"Kami ingin meningkatkan volume gas yang kami beli dari AS dengan persyaratan yang lebih menguntungkan di periode mendatang. Kami siap bekerja sama dalam pengiriman gas alam cair (LNG) AS ke negara-negara di kawasan itu," papar Erdogan.
Pemasok gas utama Turki sekarang adalah Rusia, Azerbaijan, dan Iran.
AS sebelumnya telah mengirim pemberitahuan resmi ke Turki tentang pengecualiannya dari program pasokan jet tempur F-35 canggih karena pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Ankara.
Washington membatalkan memorandum bersama tentang F-35 dengan Turki, menandatanganinya dengan tujuh mitra yang tersisa dalam proyek F-35 yakni Inggris, Italia, Belanda, Australia, Denmark, Kanada, dan Norwegia.
Erdogan kemudian mengatakan AS mengundang Ankara untuk membeli pesawat tempur lain, yakni generasi keempat F-16.
Masalah ini harus disepakati di Kongres AS. Departemen Luar Negeri sedang melobi untuk itu, meyakinkan anggota kongres bahwa kesepakatan itu adalah kepentingan Washington.
(sya)