Negara Uni Eropa Sita Senjata Api Warga Rusia dan Belarusia, Perampasan?
loading...
A
A
A
TALLINN - Warga negara Rusia atau Belarusia yang tinggal di Estonia yang memiliki senjata api akan diberi batas waktu untuk menyerahkannya secara sukarela, atau ditangkap polisi sebagai ancaman keamanan.
Kebijakan itu diungkapkan Perdana Menteri (PM) Estonia Kaja Kallas pada Senin (19/9/2022).
“Semua rincian undang-undang untuk itu telah dikerjakan, kabinet hanya perlu menyampaikannya kepada legislatif,” ungkap dia.
“Ada 629 orang yang akan terkena dampak penyitaan,” papar Kallas saat diwawancarai, Senin, dan ditanya bagaimana visinya untuk melakukannya.
“Bagaimanapun, kami akan mengirimkan rancangan undang-undang ini ke Riigikogu selama masa pemerintahan saat ini. Ini sudah disepakati, dan tenggat waktu telah ditetapkan. Kami pasti akan memberikan waktu kepada orang-orang untuk secara sukarela menyerahkan senjata mereka, dan setelah batas waktu ini berakhir giliran polisi,” papar dia, menurut outlet Posttimees.
Ditanya apakah dia mengharapkan pemilik senjata api mematuhi secara sukarela, Kallas mengatakan, "Sulit baginya untuk menilai."
“Saya berharap mengingat keadaan saat ini, orang akan mengerti bahwa warga Rusia dan Belarusia dengan senjata di tangan mereka adalah ancaman bagi keamanan Estonia,” ujar dia.
Bekas republik Soviet itu telah menjadi pendukung terang-terangan Kiev dalam konflik saat ini atas Ukraina.
Bulan lalu, pemerintah di Tallinn memilih berhenti mengeluarkan visa Schengen kepada warga negara Rusia. Itu juga dibenarkan oleh Kallas sebagai “ancaman keamanan.”
Kebijakan itu diungkapkan Perdana Menteri (PM) Estonia Kaja Kallas pada Senin (19/9/2022).
“Semua rincian undang-undang untuk itu telah dikerjakan, kabinet hanya perlu menyampaikannya kepada legislatif,” ungkap dia.
“Ada 629 orang yang akan terkena dampak penyitaan,” papar Kallas saat diwawancarai, Senin, dan ditanya bagaimana visinya untuk melakukannya.
“Bagaimanapun, kami akan mengirimkan rancangan undang-undang ini ke Riigikogu selama masa pemerintahan saat ini. Ini sudah disepakati, dan tenggat waktu telah ditetapkan. Kami pasti akan memberikan waktu kepada orang-orang untuk secara sukarela menyerahkan senjata mereka, dan setelah batas waktu ini berakhir giliran polisi,” papar dia, menurut outlet Posttimees.
Ditanya apakah dia mengharapkan pemilik senjata api mematuhi secara sukarela, Kallas mengatakan, "Sulit baginya untuk menilai."
“Saya berharap mengingat keadaan saat ini, orang akan mengerti bahwa warga Rusia dan Belarusia dengan senjata di tangan mereka adalah ancaman bagi keamanan Estonia,” ujar dia.
Bekas republik Soviet itu telah menjadi pendukung terang-terangan Kiev dalam konflik saat ini atas Ukraina.
Bulan lalu, pemerintah di Tallinn memilih berhenti mengeluarkan visa Schengen kepada warga negara Rusia. Itu juga dibenarkan oleh Kallas sebagai “ancaman keamanan.”