Le Pen: Idiot Hijau Buat Uni Eropa Bergantung pada Energi Rusia
loading...
A
A
A
PARIS - Pemimpin kelompok sayap kanan parlemen National Rally, Marine Le Pen, mengecam keras dukungan Prancis terhadap sanksi anti-Rusia. Dia menyebut sikap seperti itu sebagai “kesalahan geopolitik” besar.
Dia juga menyebut “idiot” yang mendukung agenda hijau, menganggap mereka penyebab sebenarnya di balik ketergantungan Uni Eropa (UE) pada bahan bakar fosil Rusia.
“Uni Eropa melihat janji-janji kemakmuran dan perdamaiannya tenggelam dalam kesalahan ekonomi, energi, dan geopolitiknya,” ujar Le Pen pada Minggu (18/9/2022) di pertemuan partai di kota Adge, Prancis selatan.
“Paris telah disapu oleh Uni Eropa yang tergila-gila oleh perang di Ukraina untuk mengadopsi sanksi yang tidak pantas dan tanpa pertimbangan,” papar dia.
Politisi oposisi, yang mendapat peringkat kedua dalam pemilu presiden baru-baru ini, menuduh politisi hijau secara umum, khususnya yang Jerman, memimpin seluruh UE ke dalam krisis energi yang sedang berlangsung dengan agenda mereka.
Krisis energi sebagian besar merupakan akibat dari ditinggalkannya sumber energi lain, yaitu tenaga nuklir demi gagasan “hijau”, menurut Le Pen.
“Jika ada yang bertanggung jawab atas ketergantungan kita pada Rusia, para idiot dan naiflah yang bertaruh pada tenaga angin dan matahari,” tegas dia.
Le Pen berulang kali mengkritik sikap pemerintah Prancis tentang konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina dan rute sanksi yang diterapkannya.
Akhir Agustus, Le Pen menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron "berbohong" tentang akar krisis ekonomi, setelah presiden Prancis itu memperingatkan "akhir kelimpahan" yang akan datang.
“Krisis ekonomi yang melanda Prancis tidak berasal dari musim panas ini. Itu tidak berasal dari perang di Ukraina. Emmanuel Macron berbohong dengan menyembunyikan kebenaran dari Prancis dan sekarang dia mengumumkan penghematan. Banyak tindakan yang harus diambil untuk melindungi Prancis,” tegas Le Pen dalam postingan media sosial saat itu.
Dia juga menyebut “idiot” yang mendukung agenda hijau, menganggap mereka penyebab sebenarnya di balik ketergantungan Uni Eropa (UE) pada bahan bakar fosil Rusia.
“Uni Eropa melihat janji-janji kemakmuran dan perdamaiannya tenggelam dalam kesalahan ekonomi, energi, dan geopolitiknya,” ujar Le Pen pada Minggu (18/9/2022) di pertemuan partai di kota Adge, Prancis selatan.
“Paris telah disapu oleh Uni Eropa yang tergila-gila oleh perang di Ukraina untuk mengadopsi sanksi yang tidak pantas dan tanpa pertimbangan,” papar dia.
Politisi oposisi, yang mendapat peringkat kedua dalam pemilu presiden baru-baru ini, menuduh politisi hijau secara umum, khususnya yang Jerman, memimpin seluruh UE ke dalam krisis energi yang sedang berlangsung dengan agenda mereka.
Krisis energi sebagian besar merupakan akibat dari ditinggalkannya sumber energi lain, yaitu tenaga nuklir demi gagasan “hijau”, menurut Le Pen.
“Jika ada yang bertanggung jawab atas ketergantungan kita pada Rusia, para idiot dan naiflah yang bertaruh pada tenaga angin dan matahari,” tegas dia.
Le Pen berulang kali mengkritik sikap pemerintah Prancis tentang konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina dan rute sanksi yang diterapkannya.
Akhir Agustus, Le Pen menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron "berbohong" tentang akar krisis ekonomi, setelah presiden Prancis itu memperingatkan "akhir kelimpahan" yang akan datang.
“Krisis ekonomi yang melanda Prancis tidak berasal dari musim panas ini. Itu tidak berasal dari perang di Ukraina. Emmanuel Macron berbohong dengan menyembunyikan kebenaran dari Prancis dan sekarang dia mengumumkan penghematan. Banyak tindakan yang harus diambil untuk melindungi Prancis,” tegas Le Pen dalam postingan media sosial saat itu.
(sya)