Horor, 162 Jasad Ditarik dari Longsor Tambang Batu Giok Myanmar

Jum'at, 03 Juli 2020 - 03:29 WIB
loading...
Horor, 162 Jasad Ditarik dari Longsor Tambang Batu Giok Myanmar
Petugas penyelamat membawa jasad korban tanah longsor di lokasi penambangan di Phakant, negara bagian Kachin, Myanmar, 2 Juli 2020. Foto ini diperoleh dari media sosial. Foto/Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar/via REUTERS
A A A
HPAKANT - Sebanyak 162 jasad penambang batu giok di Myanmar ditarik dari lautan lumpur setelah bencana tanah longsor melanda situs penambangan tersebut pada hari Kamis. Insiden horor ini menjadi salah satu kecelakaan terburuk yang pernah menimpa industri tambang dunia.

Banyak orang meninggal setiap tahun saat bekerja di penambangan batu giok yang menguntungkan tetapi tidak diatur dengan baik di negara itu. Industri itu mengandalkan banyak pekerja migran bergaji rendah demi permata yang sangat didambakan di China.

Bencana melanda setelah hujan deras mengguyur tambang terbuka, di dekat dengan perbatasan China di negara bagian Kachin. Di situs itulah miliaran dolar batu giok disisir setiap tahun dari lereng bukit yang kosong.

Sepotong gunung runtuh, mengirimkan semburan lumpur ke danau berwarna biru tua ketika para pekerja berlari menanjak. "Ada begitu banyak orang yang mengambang di air," kata seorang saksi mata. (Baca: 50 Tewas Akibat Tanah Longsor di Tambang Batu Giok Myanmar )

Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar melalui Facebook mengatakan banyak orang terkubur oleh gelombang lumpur.

Petugas penyelamat, termasuk pemadam kebakaran dan polisi setempat, bekerja sepanjang hari untuk menarik jasad-jasad korban dari sebuah danau lumpur diperparah dengan banjir akibat hujan lebat.

"Pada pukul 19.15, 162 jasad ditemukan," kata departemen tersebut, seperti dikutip AFP, Jumat (3/7/2020). Menurut departemen itu, 54 orang terluka dan dikirim ke rumah sakit terdekat.

Beberapa foto yang diambil dari lokasi bencana menunjukkan tubuh para penambang yang berlumuran lumpur dan darah diletakkan berjejer di bawah terpal. Beberapa di antaranya tanpa sepatu karena hilang akibat terhempas gelombang lumpur.

Petugas pengawas dari kepolisian, Than Win Aung, mengatakan bekerja melalui derasnya hujan lebat adalah sebuah tantangan, karena hal itu dapat memicu runtuhnya tambang lainnya di medan yang tidak stabil.

"Kami tidak dapat menggali dan menemukan jasad-jasad yang terkubur di bawah air...jadi kami hanya mengambil jasad-jasad yang mengambang," katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa upaya penyelamatan akan semakin terhambat ketika malam tiba.

Myanmar adalah salah satu sumber batu giok terbesar di dunia dan industri ini sebagian besar didorong oleh permintaan tak terpuaskan untuk permata hijau dari negara tetangganya, China.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1280 seconds (0.1#10.140)